Jakarta, Memo
Kemenkeu atau Kementerian Keuangan memprediksi perkembangan ekonomi tahun ini cuma akan berkisar antara minus 0,4 persen hingga 1 persen. Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional Suminto berkata bahwa apabila perkembangan ekonomi terus berkontraksi akibat COVID-19 maka keadaan ini akan berakibat pada kenaikan tingkat pengangguran dan angka kemiskinan.
Suminto memproyeksikan, jumlah pengangguran akan bertambah pada kisaran 4,03 juta orang hingga 5,2 juta orang di tahun 2020. Angka tersebut juga akan berbanding lurus dengan menaiknya angka kemiskinan.
“Proyeksi kami jumlah pengangguran bertambah pada kisaran 4,3 juta hingga 5,2 juta orang. Kemiskinan akan meningkat sekitar 3,02 juta sampai 5,71 juta orang,” ungkap Suminto dalam webinar Infobank, Selasa (23/6).
Walaupun demikian, Suminto memastikan bahwa pemerintah akan menggelontorkan berbagai kebijakan dan stimulus guna menahan peningkatan jumlah kemiskinan dan pengangguran.
Adapun upaya tersebut akan dilakukan dalam 2 sisi kebijakan yaitu menjaga dari sisi demand dan dari sisi supply. Dari sisi Demand, pemerintah akan berupaya menjaga daya beli masyarakat melalui kebijakan jaring pengaman sosial. Fokusnya ialah membagikan insentif untuk 40 persen penduduk dengan pendapatan paling rendah.
Sedangkan dari sisi suplai, pemerintah akan mendesak dunia usaha serta usaha kecil menengah (UMKM), BUMN maupun koperasi untuk menghindari terjadinya PHK yang akan menimbulkan jumlah pengangguran naik signifikan.
“Supply side kita support dunia usaha dan UMKM menghindari terjadinya lay off dalam jumlah signifikan,” ucapnya.
Tidak hanya itu, Suminto juga mengatakan bahwa pemerintah hendak memberikan atensi khusus kepada UMKM yang saat ini harus bertahan di tengah pandemi.
“Kemudian dalam rangka memberikan dukungan dunia usaha untuk melanjutkan kegiatan bisnisnya, pemerintah akan memberikan penjaminan kredit modal kerja UMKM,” tutupnya. (ARM)