Memo.co.id ( NGANJUK) Pemuda yang satu ini tergolong super nekat. Betapa tidak, sehari-harinya berprofesi sebagai penjual bakso dorong, demi kekasih pujaan hatinya yang kasmaran dengan TNI, maka dia berobsesi dan nekat jadi tentara. Tapi cukup tentara gadungan.
Sekilas, penampilan abang tukang bakso ini memang meyakinkan. Seragam doreng khas TNI lengkap atribut pangkat Pratu. Dan hebatnya, didepan pacarnya mengaku berdinas di Zipur 3 Bandung Jawa Barat. Sehingga, sang pujaan hati termehek oleh Edi Lasmijan.
Edi Lasmijan. 24 tahun, tentara gadungan ini, asli warga Desa Babadan RT 02/RW 05 Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk ini tak hanya mengubah profesinya semula dari abang tukang dorong bakso menjadi tentara. Tapi nama Edi Lasmijan juga di ubah. Biar keren, menjadi Edi Sanusi dan di unggah ke media social face-book. Ck, ck, ck ….
Namun sandiwara kebohongan tentara gadungan Edi Lasmijan ini harus terkuak sendiri saat berbohong. Lamidi yang kesehariannya berjualan bakso ini beralih profesi sebagai anggota TNI berpangkat Pratu dan Dinas di Zipur 3 Bandung.
Bukan hanya profesinya, Lamidi juga mengubah namanya menjadi Edi Sanusi. Selain itu, foto-foto dengan seragam TNI juga dia unggah di media social facebook, dengan harapan dapat memiliki pacar. Namun, usaha Lamidi inipun akhirnya terbongkar oleh kekasih hatinya sendiri.
Sertu Basuki, anggota TNI asli, kakak Sri Agung Utami, warga Desa Nglaban Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk, kekasih Edi Lasmijan ini, mencurigai gerak-gerik Edi Lasmijan. Karena pada bulan Juli 2015 lalu, sang tentara gadungan ini ngapel ke rumah kekasihnya.
Beberapa saat Basuki mencoba memberikan beberapa pertannyaan. Dari pertanyaan yang diajukan pelaku mengaku bernama Edi Sanusi anggota TNI lulus 2009/2010 berdinas di Bandung, dan pelaku juga mengaku sebagai warga Desa Ngepeh Kecamatan Loceret.
Karena kecurigaan belum terbukti, maka Basuki belum berani mengambil tindakan. Tetapi pada 11 Pebruari 2016, korban memberikan informasi kepada saudaranya kalau pelaku mengaku telah dipecat dari keangotaan TNI karena melakukan backing sabu-sabu.
Kecurigaan semakin kuat karena alasan yang tidak masuk akal itu. Akhirnya Basuki mencoba menghubungi Pelda Suryadi Babinsa Desa Ngepeh, untuk mengecek kebenaran keanggotaan TNI atas nama Edi Sanusi.
Setelah dicek teryata di desa tersebut tidak ada anggota TNI atas nama Edi Sanusi. Mengetahui kalau pacar saudaranya TNI gadungan, Basuki menyusun siasat untuk menjebak pelaku.
Puncaknya Senin ( 15/02 ) pukul 18.00 palaku, Basuki meminta pacar pelaku untuk menghubungi pelaku dan bertemu disalah satu warung lesehan di wilayah Ganung Kidul Kecamatan Kota Nganjuk.
Mendapat ajakan sang pacar pelaku langsung berangkat ke tempat yan sudah dijanjikan. Namun, kedatangannya disambut beberapa anggota TNI yang memberondong beberapa pertannyaan. Karena jawaban yang diberikan berputar-putar akirnya pelaku ditanggakap pukul 18.30 WIB dan dibawa ke Koramil kecamatan Kota Nganjuk.
Dari hasil pemeriksaan motif pelaku untuk mendapatkan pacar di media social facebook, dengan memasang foto-foto saat dia menggunakan seragam dinas anggota TNI.
Sementara dari pengakuannya pelaku mendapatkan seragam dari Juwono ( 35 ) warga Dusun Panasan Desa Teken Glagahan Kecamatan Loceret. Setelah dilakukan pengembangan Juwono mendapat seragam tersebut dari Kapten Purnawirawan Sutrisno pada saat dirinya bekerja sebagai kuli bangunan di rumah Sutrisno.
Kapten Inf Kustono Pasi Intel Kodim Nganjuk saat dikonfirmasi membenarkan adanya penangkapan anggota TNI gadungan. Pelaku sebenarnya adalah seorang pedagang bakso di wilayah Bandung Jawa Barat, saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengaku sebagai anggota TNI selama 1 tahun, dan telah berhasil memperdayai 3 orang cewek ABG, masing-masing atas nama, Sri Agung Utami, Septi ( 24 ) warga Nglaban Kecamatan Loceret, Dewi ( 20 ) mahasiswi asal Bandung Jawa Barat. ” Dia mengaku hanya mendapatkan transfer pulsa, dan belum pernah melakukan hubungan intim dengan korban,” tambah Kustono. ( teguh )