Para pengusaha warteg mulai cemas saat dikabarkan bahwa para pengrajin tahu dan tempe akan mogok berproduksi. Aksi mogok tersebut merupakan respons dari tingginya harga kedelai di pasar. Padahal, tahu dan tempe merupakan bahan makanan yang wajib tersedia dalam menu warteg.
“Kami dikasih tahu minggu depan, mulai Senin sampai Rabu mogok produksi. Artinya dari Senin, Selasa, Rabu, nggak ada (tahu dan tempe),” kata Ketua Koordinator Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni saat dihubungi oleh JawaPos.com, Sabtu (19/2).
Mukroni mengaku, meski hingga saat ini harga tahu dan tempe belum ada kenaikan namun perlu diwaspadai juga oleh para pedagang kecil seperti warteg dan pedagang gorengan. Mukroni menyebut, jika nanti harga tahu dan tempe menjadi mahal, maka para pedagang mungkin akan menyiasatinya dengan memperkecil ukuran. Sebab, tidak mungkin warteg menaikkan harga jual ke pelanggan.