Example floating
Example floating
Berita Kediri

Curah Hujan Tinggi, Petani Tembakau Gagal Panen

×

Curah Hujan Tinggi, Petani Tembakau Gagal Panen

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

FOTO ; Petani tembakau di Kabupaten Nganjuk memperlihatkan kondisi tanamannya yang rusak karena diserang hama biduren dan terguyur hujan terus menerus .

NGANJUK,MEMO.CO.ID –

Hujan deras yang mengguyur kawasan area pertanian tembakau di tiga kecamatan di Kabupaten Nganjuk adalah bencana besar bagi kelompok petani tembakau . Ancanman terbesar adalah gagal panen. Dengan begitu kerugian petani ratusan juta sudah nampak didepan mata.

Total lahan di tiga kecamatan sentra tanaman tembakau yaitu Lengkong,Ngluyu dan Jatikalen kisaran mencapai 50 hektar kondisinya sudah memprehatinkan.
”Hampir 75 persen tanaman tembakau di ladang sudah rusak, karena hujan deras terus menerus ,” ujar Sumitro petani asal Desa Sumberkepuh Kecamatan Lengkong kemarin (19/1).

Dijelaskan Sumitro akhir akhir ini petani dihadapkan dengan munculnya hama baru tembakau selain hama ulat daun dengan istilah biduren. Ciri khusus tanaman diserang hama biduren adalah daun tembakau menjadi keriting dalam kurun waktu sangat singkat.

‘’ Tanaman yang terkena penyakit tersebut harus dicabut dan diganti tanaman baru. Kalau dibiarkan, pertumbuhan tidak optimal dan daun tidak laku dijual. Meskpiun disemprot pestisida, namun pertumbuhan tanaman tak juga pulih.” Keluh Sumitro.

Tidak mau merugi lebih besar masih dikatakan Sumitro, petani memilih tidak akan menyulam tanaman . Petani hanya menggandalkan sisa –sisa serangan hama . Kalau masih ada tanaman yang belum terserang hama biduren meskipun masih terlalu muda itu yang dipetik dibawa pulang. ‘’ Musibah ini sudah berjalan hamper lima musim tanam, petani tembakau diwilayah kami tidak bisa berbuat apa apa selain harus menanggung kerugian besar,’’ imbuhnya.

Fakta yang ada pada musim tanam kali ini dengan turunnya hujan terus-menerus dengan intensitas cukup tinggi berakibat fatal pada tanaman tembakau yang rata-rata sudah berusia satu bulan, banyak yang rusak dan akhirnya layu.

”Curah hujan sangat tinggi, saat ini tanaman yang rusak mencapai 60 persen. Kerugian mencapai jutaan rupiah. Bahkan, jika hujan deras terus berlangsung dipastikan petani tembakau bakal gagal panen.”

Diungkapkan, musim tanam tembakau tahun ini dirinya menanam sekitar 80 ribu batang tembakau di areal lahan seluas 4 hektare. Jika biaya bibit tembakau per batang mencapai Rp 600 ditambah biaya pupuk sekitar Rp 400 per batang, maka setiap batang tembakau membutuhkan biaya Rp 1.000.

Jika kerusakan mencapai 75 persen, kerugian yang ditanggung petani sudah mencapai puluhan juta rupiah. Pasalnya, tanaman yang sudah layu tidak lagi bisa diharapkan tumbuh normal, bahkan kemungkinan besar layu dan akhirnya mati.

Sayang, petani belum berani mengganti tanaman tembakau yang rusak karena curah hujan masih sangat tinggi. Sehingga petani tidak bisa berbuat banyak, selain membiarkan tanaman tembakaunya rusak diterjang hujan. ( adi )

[youtube width=”100%” height=”300″ src=”5hg7pppytTs”][/youtube]

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.