Example floating
Example floating
Berita Kediri

Cuaca Buruk, Petani Tembakau Terpuruk – Dinas Pertanian Berpangku Tangan

×

Cuaca Buruk, Petani Tembakau Terpuruk – Dinas Pertanian Berpangku Tangan

Sebarkan artikel ini
Petani tembakau gagal panen. Sebagian tanaman banyak yang rusak karena diguyur hujan berhari hari. Akhirnya jalan satu satunya dibabati diusia tanaman siap panen.
Petani tembakau gagal panen. Sebagian tanaman banyak yang rusak karena diguyur hujan berhari hari. Akhirnya jalan satu satunya dibabati diusia tanaman siap panen.
Example 468x60
Petani tembakau gagal panen. Sebagian tanaman banyak yang rusak karena diguyur hujan berhari hari. Akhirnya jalan satu satunya dibabati diusia tanaman siap panen.
Petani tembakau gagal panen. Sebagian tanaman banyak yang rusak karena diguyur hujan berhari hari. Akhirnya jalan satu satunya dibabati diusia tanaman siap panen.

NGANJUK,MEMO.CO.ID – Akibat cuaca tidak menentu, puluhan hektar tanaman tembakau di tiga kecamatan di Kabupaten Nganjuk terancam gagal panen. Kerugian puluhan sampai ratusan juta akan dirasakan para petani. Musibah ini, ternyata tidak hanya dialami petani tembakau pada musim tanam kedua kali ini saja. Namun pada musim tanam pada awal tahun juga mengalami hal yang sama. Pendek kata, sepanjang musim tahun ini total petani tidak berhasil menikmati hasil panen tembakau.

Karena struktur lahan dikawasan pusat tanaman tembakau di tiga kecamatan tersebut yaitu Lengkong, Ngluyu dan Jatikalen tergolong kering, maka tidak akan mungkin para petani memilih tanaman lain selain tembakau. Dikatakan sejumlah petani yang berhasil ditemui koran ini , pernah mencoba menanam tanaman pangan seperti padi, jagung dan kedelai ternyata hasilnya tidak bisa maksimal.

Melihat kenyataan itu, maka tidak ada pilihan lain hanya tanaman tembakau saja yang bisa diandalkan para petani yang mayoritas hidup di kawasan tepi hutan ( margesaren,red ). ” Petani disini sejak dulu sampai sekarang hanya menggandalkan tanaman tembakau saja. Tradisi Itu adalah satu satunya warisan turun temurun yang tidak bisa dirubah,” kata Sumitro salah satu petani berasal dari Desa Sumberkepuh Kecamatan Lengkong.

Menurut dia, tanaman tembakau bisa diibaratkan sudah menjadi darah daging petani.Artinya satu satunya penopang sumber pendapatan petani adalah tembakau.Namun sayangnya masih dikatakan Sumitro, ketika petani dihadapkan persoalan gagal panen seperti ini, peran serta pemerintah daerah setempat untuk membantu petani hampir tidak ada. Perhatian pemerintah terhadap petani tembakau sangat berbeda perlakuanya dengan petani tanaman pangan.” Yang paling mencolok, jika petani tanaman pangan mengalami gagal panen maka pemerintah akan memberikan asuransi terhadap petani.Sebaliknya kalau petani tembakau gagal panen pemerintah tidak mau tahu,” imbuh Sumitro.

Termasuk lebih jauh dikatakan dia, bantuan pemerintah kepada petani tanaman pangan berupa sarana alat produksi ( Saprodi ) termasuk benih dan pupuk terus digulirkan sampai saat ini. Alasan klasik karena target swasembada pangan harus bisa tercapai.” Pemerintah sampai saat ini hanya memandang sebelah mata dengan peran serta petani tembakau. Padahal tembakau juga bisa menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit termasuk membantu devisa pemerintah melalui pita cukai rokok,” tandasanya pula.

Masih dikatakan Sumitro, pada musibah gagal panen musim tanam kali ini kerugian petani untuk setiap hektarnya bisa mencapi Rp 25 juta. Itu diketahui dari kalkulasi harga daun tembakau basah dan harga daun rajangan kering mengalami kenaikan cukup pesat mencapi Rp 40 ribu perkilogramnya,

” Karena perhektarnya dalam kondisi normal selama masa panen 3 bulan bisa menghasilkan tidak kurang dari 18 ton daun tembakau. Hal ini yang membuat petani shok ketika tidak berhasil memanen,” akunya .

Ditanya soal harapan Sumitro menambahkan ingin agar pemerintah daerah setempat melalui dinas pertanian memikirkan nasib petani tembakau . Karena bagaimanapun itu adalah bagian tugas dari dinas terkait untuk memberikan pembinaan dan solosi bagaimana petani tidak terpuruk.” Dinas pertanian memiliki petugas penuluh lapang semestinya dilibatkan langsung. karena PPL adalah ujung tombak dinas,” pungkasnya. ( adi )

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.