Menjelang debat keempat, analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution (ISEAI), Ronny P. Sasmita, memprediksi bahwa isu agraria, pangan, dan SDA akan menjadi titik kritis. Konsesi lahan yang dimiliki oleh Prabowo akan menjadi sorotan, terutama terkait ketidakadilan distribusi lahan.
Ronny memperkirakan Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud akan membahas masalah lahan Prabowo serta isu kapasitas produksi pangan nasional, gejolak harga beras, food estate, dan harga pupuk untuk menyerang Prabowo dan Gibran.
Terkait isu SDA, topik terkait hilirisasi nikel akan menjadi perbincangan, dengan prediksi bahwa Cak Imin dan Mahfud akan mengkritisi hilirisasi yang dianggap merugikan oleh beberapa pihak. Selain itu, ada prediksi bahwa Cak Imin akan mengkritik carbon capture, utilization and storage (CCUS) yang disebut oleh Gibran.
Dalam pandangannya, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, meramalkan bahwa Cak Imin akan mengkritik CCUS, konflik agraria, impor bahan pangan, dan ketidakefektifan tol laut.
Sementara Gibran diperkirakan akan membahas pengendalian inflasi pangan di Solo, komitmen bioenergi, dan masalah lingkungan terkait 40 kota setara Jakarta. Bhima juga meramalkan Mahfud akan fokus pada percepatan transisi energi, demokratisasi energi, kepastian hukum, dan ketidaksesuaian food estate dengan ketahanan pangan.
Ketegangan Tajam di Debat Cawapres 2024: Agraria dan Pangan sebagai Sasaran Utama
Dalam menjelang debat keempat, analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution (ISEAI), Ronny P. Sasmita, memproyeksikan bahwa titik kritis debat akan berpusat pada agraria, pangan, dan SDA.
Perdebatan terkait kepemilikan lahan Prabowo, kapasitas produksi pangan nasional, gejolak harga beras, dan program food estate akan menjadi sorotan. Sementara itu, Bhima Yudhistira dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) meramalkan fokus kritik Cak Imin terhadap isu CCUS, konflik agraria, dan impor bahan pangan.
Kesimpulannya, debat keempat cawapres 2024 diprediksi akan menjadi panggung ketegangan tajam terkait kebijakan agraria dan ketahanan pangan, yang berpotensi membentuk pandangan publik terhadap para calon wakil presiden.