The Economist mencatat bahwa baru-baru ini Anies mendapatkan dukungan dari organisasi masyarakat sipil Muslim terbesar di Indonesia, yang merupakan blok pemilih penting, yang membuka kemungkinan terjadinya persaingan tiga arah.
Selanjutnya, The Economist juga mencoba untuk mengantisipasi arah kebijakan yang mungkin akan diambil oleh masing-masing calon presiden. Ganjar dan Prabowo disebutkan sebagai calon yang mungkin akan mempertahankan beberapa kebijakan Jokowi, termasuk larangan ekspor bahan mentah dan rencana pembangunan ibu kota baru.
Namun, mereka juga mengutip pendapat dari penulis biografi Jokowi, Ben Bland, yang mengatakan bahwa kemenangan dalam pemilihan tidak selalu berarti akan ada kelanjutan dari kebijakan Jokowi. Menurutnya, dukungan dari Jokowi mungkin akan membantu calon mana pun, tetapi tidak ada jaminan bahwa pemenang akan mempertahankan warisan kebijakan Jokowi.
Ben Bland menekankan bahwa dalam pemilu di Indonesia, kepribadian calon seringkali lebih diutamakan daripada detail kebijakan yang mereka usung.
Demikianlah ulasan The Economist mengenai pemilihan presiden di Indonesia dan potret calon-calon yang akan bersaing dalam pemilihan mendatang.
Pemilihan Presiden Indonesia: Calon, Kebijakan, dan Tantangan
Dengan begitu banyak faktor yang memengaruhi pemilihan presiden Indonesia, termasuk kebijakan dan kepribadian calon, satu hal yang pasti adalah bahwa pemilihan ini akan menjadi momen penting dalam perjalanan politik Indonesia, dengan dampak yang mungkin dirasakan di tingkat nasional dan internasional.