Partai Golkar, yang dipimpin oleh Ketua Umum Airlangga, berhasil mengamankan 85 kursi di dalam Parlemen Senayan.
Di posisi kedua, ada partai Gerindra yang berhasil merebut 78 kursi pada Pemilu 2019. Sementara itu, PKB dan PAN mengikuti dengan jumlah kursi masing-masing 58 kursi (PKB) dan 44 kursi (PAN).
Apabila kursi dari keempat partai ini digabungkan, maka total jumlah kursi yang diperoleh untuk mendukung Prabowo Subianto adalah 265 kursi. Jumlah ini setara dengan 46,09 persen dari total kursi di DPR RI.
Kombinasi kursi dari keempat partai ini sudah jauh melebihi persyaratan minimal 20 persen yang diperlukan untuk mencalonkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada tahun 2024.
Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa alasan utama partainya, yang memiliki lambang pohon beringin, mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden karena Prabowo memiliki hubungan erat dengan Partai Golkar.
Airlangga menyatakan, “Mengapa Partai Golkar memilih Pak Prabowo Subianto? Alasannya sederhana, yaitu karena Letnan Jenderal Prabowo Subianto dilahirkan di bawah naungan Partai Golkar. Oleh karena itu, beliau telah terlibat dalam berbagai kegiatan di dalam partai ini dan kontribusinya sudah tidak diragukan lagi.” Ucap Airlangga di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, pada Minggu (13/8).
Potensi Calon Wakil Presiden di Pilpres 2024 dan Dukungan Partai: Siapa yang Akan Mendampingi Prabowo?
Ketidakpastian mengenai sosok calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo masih menjadi sorotan. Meskipun beberapa nama potensial telah muncul, seperti Gus Imin, Airlangga Hartarto, dan Erick Thohir, keputusan akhir masih dalam proses perundingan dan penilaian yang kompleks.
Dalam situasi ini, tugas Prabowo Subianto dan koalisi politiknya adalah untuk memilih cawapres yang tidak hanya memperkuat platform mereka, tetapi juga mampu menghadapi tantangan Pilpres 2024 dengan keyakinan dan visi yang kuat.