Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, belum mengumumkan nama calon wakil presiden (cawapres) yang akan menjadi pasangannya dalam Pilpres 2024. Dalam konteks ini, beberapa nama potensial muncul, terutama setelah partai Golkar dan PAN secara resmi menyatakan dukungan mereka.
Namun, penentuan cawapres dari berbagai nama tersebut bukanlah tugas yang mudah dalam kerangka koalisi politik yang ada.
Potensi Nama-nama Calon Wakil Presiden dan Dukungan Partai Politik
Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra, belum mengambil keputusan mengenai individu yang akan menjadi pasangan calon wakil presiden (cawapres) yang akan berada di sisinya pada Pilpres 2024 yang akan datang.
Menurut Aditya Perdana, seorang pengamat politik yang berasal dari Universitas Indonesia, sejumlah orang dapat dipertimbangkan sebagai pendamping Prabowo setelah partai Golkar dan PAN secara resmi menyatakan dukungan mereka.
Dia menyatakan bahwa partai Golkar dan PAN, yang merupakan partai pendukung terbaru, memiliki kandidat yang mungkin cocok sebagai pasangan untuk Prabowo. Aditya mengungkapkan bahwa partai Golkar akan mengusulkan Airlangga Hartarto, seorang kader terbaik mereka, untuk menjadi pendamping Prabowo.
Di sisi lain, terdapat prediksi bahwa PAN kemungkinan akan tetap mendukung Erick Thohir. Selain kedua nama tersebut, masih ada juga PKB dengan nama Muhaimin Iskandar.
“Jadi, dalam konteks koalisi Prabowo, beberapa potensi cawapres yang muncul adalah Gus Imin, Airlangga Hartarto, dan Erick Thohir. Namun, memutuskan cawapres dari daftar nama tersebut tentu bukanlah keputusan yang mudah diambil dalam kerangka koalisi ini,” jelasnya dalam pernyataan resmi yang diberikan pada Rabu (16/8).
Sebagaimana diberitahukan, partai Golkar dan PAN telah menambahkan tiga partai lain yang sebelumnya telah menyatakan dukungan untuk Prabowo guna maju dalam Pilpres 2024.
Hingga saat ini, sudah ada lima partai yang telah menyuarakan dukungan untuk calon presiden potensial, yakni Prabowo Subianto. Partai-partai tersebut adalah Gerindra, PKB, PBB, Golkar, dan PAN.
Dari kelima partai ini, empat di antaranya berhasil meraih kursi dalam Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia.
Peran Strategis Golkar, PAN, dan PKB dalam Koalisi Prabowo Subianto
Menurut hasil Pemilihan Legislatif tahun 2019, dari keempat partai yang mendukung Prabowo Subianto, partai Golkar memiliki jumlah kursi terbanyak di DPR RI. Bahkan, jumlah kursi yang diperoleh oleh Golkar melebihi jumlah kursi partai Prabowo sendiri, yaitu Gerindra.
Partai Golkar, yang dipimpin oleh Ketua Umum Airlangga, berhasil mengamankan 85 kursi di dalam Parlemen Senayan.
Di posisi kedua, ada partai Gerindra yang berhasil merebut 78 kursi pada Pemilu 2019. Sementara itu, PKB dan PAN mengikuti dengan jumlah kursi masing-masing 58 kursi (PKB) dan 44 kursi (PAN).
Apabila kursi dari keempat partai ini digabungkan, maka total jumlah kursi yang diperoleh untuk mendukung Prabowo Subianto adalah 265 kursi. Jumlah ini setara dengan 46,09 persen dari total kursi di DPR RI.
Kombinasi kursi dari keempat partai ini sudah jauh melebihi persyaratan minimal 20 persen yang diperlukan untuk mencalonkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada tahun 2024.
Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa alasan utama partainya, yang memiliki lambang pohon beringin, mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden karena Prabowo memiliki hubungan erat dengan Partai Golkar.
Airlangga menyatakan, “Mengapa Partai Golkar memilih Pak Prabowo Subianto? Alasannya sederhana, yaitu karena Letnan Jenderal Prabowo Subianto dilahirkan di bawah naungan Partai Golkar. Oleh karena itu, beliau telah terlibat dalam berbagai kegiatan di dalam partai ini dan kontribusinya sudah tidak diragukan lagi.” Ucap Airlangga di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, pada Minggu (13/8).
Potensi Calon Wakil Presiden di Pilpres 2024 dan Dukungan Partai: Siapa yang Akan Mendampingi Prabowo?
Ketidakpastian mengenai sosok calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo masih menjadi sorotan. Meskipun beberapa nama potensial telah muncul, seperti Gus Imin, Airlangga Hartarto, dan Erick Thohir, keputusan akhir masih dalam proses perundingan dan penilaian yang kompleks.
Dalam situasi ini, tugas Prabowo Subianto dan koalisi politiknya adalah untuk memilih cawapres yang tidak hanya memperkuat platform mereka, tetapi juga mampu menghadapi tantangan Pilpres 2024 dengan keyakinan dan visi yang kuat.