Surabaya, Memo
Keluarga terdakwa kasus pencabulan santriwati, Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Bechi, histeris usai mendengar putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.
Diketahui Bechi, Anak kiai Jombang itu divonis tujuh tahun bui. Ia terbukti secara sah melakukan perbuatan menyerang kesusilaan.
Istri Bechi Erlian Rinda alias Durrotun Mahsunnah bahkan sampai meneriaki hakim.
“Zalim!,” teriak Sunnah sesaat setelah hakim membacakan vonis untuk suaminya, di Ruang Sidang Cakra, PN Surabaya, Kamis (17/10).
Tangis Mahsunnah kemudian pecah. Hal yang sama juga terlihat pada ibunda Bechi, Nyai Shofwatul Ummah.
“Lidahnya, lidahnya, lidahnya!,” teriak ibunda Bechi sembari menunjuk-nunjuk hakim.
Selama persidangan Sunnah sudah terlihat gelisah. Ia berkali-kali duduk dan berdiri dari bangku penonton sidang.
Melihat menantunya gelisah, ibunda Bechi kemudian beberapa kali menenangkan Sunnah. Tapi dia juga tampak lemas, duduk tersandar di kursi.
Istri terdakwa kasus perkosaan Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Bechi, Erlian Rinda atau Durrotun Mahsunnah dan Ibu Bechi, Nyai Shofwatul Ummah, hadir di sidang putusan, di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/11).
Puluhan massa simpatisan anak kiai Jombang itu tampak hadir di dalam Gedung PN Surabaya. Ibu Bechi kemudian terlihat menenangkan mereka.
“Semuanya jangan sedih ya, jangan sedih apapun putusannya,” kata Shofwatul, saat di ruang tunggu pengadilan, Kamis (17/11).
Di hadapan massa simpatisan Bechi, dia kemudian menyebut bahwa kasus yang menjerat anaknya ini hanyalah rekayasa.
“Di balik semua ini adalah ulahnya jin tomang,” ucapnya.
Tak lama, terdakwa kemudian tiba dari Rutan Klas I Surabaya, Medaeng, Sidoarjo ke PN Surabaya menggunakan mobil tahanan. Dia lalu disambut para simpatisannya.
“Mas Bechi bebas, Mas Bechi bebas,” kata massa.
Sementara itu ratusan massa simpatisan Bechi lainnya tampak juga menggelar aksi di sisi luar PN Surabaya.
Mereka terdiri dari pria dewasa, ibu-ibu, remaja laki-laki dan perempuan. Massa memakai pakaian serba hitam. Ada juga yang menggunakan ikat kepala merah bertuliskan “PCTA INDONESIA”.
“Bebaskan Mas Bechi,” tulisan dalam kaus yang mereka kenakan.