William Henry Gates III atau yang lebih dikenal sebagai Bill Gates seringkali berbagi pandangan tentang kondisi dunia saat ini. Kali ini, mantan CEO Microsoft ini mengungkapkan keprihatinannya terkait potensi ‘kiamat’ yang mungkin akan terjadi dalam waktu dekat.
Pebisnis berusia 68 tahun ini memiliki pandangan pesimistis, yakin bahwa ‘kiamat’ akibat perubahan iklim mungkin tidak bisa dihindari oleh penduduk dunia. Gates yakin bahwa ‘batas’ pemanasan global sebesar 2 derajat Celcius akan tercapai dalam beberapa tahun mendatang.
Saat ini, suhu dunia telah meningkat sebanyak 1,1 derajat Celcius dibandingkan dengan periode pra-industri. Hal ini terjadi sebagai dampak dari pembakaran bahan bakar fosil dan ketidakseimbangan penggunaan energi dan lahan.
“Beruntungnya, kita telah mencapai kemajuan yang cukup sehingga skenario ekstrem seperti pemanasan sebesar 4 derajat Celcius tidak akan terjadi. Namun, sayangnya, sasaran 2 derajat Celcius pasti akan terlampaui. Oleh karena itu, adaptasi harus menjadi prioritas utama,” ungkap Gates dalam wawancara dengan CNBC International beberapa waktu lalu.
Dalam setahun terakhir, Bumi terus mencatat suhu tertinggi dalam sejarahnya. Bencana terkait perubahan iklim semakin sering terjadi di berbagai belahan dunia.
“Kita akan mengalami pemanasan, kemungkinan besar melebihi target yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, adaptasi menjadi kunci, terutama dalam menghadapi pemanasan global. Ada tindakan yang dapat diambil yang tidak mahal, seperti meningkatkan sistem peringatan untuk peristiwa cuaca ekstrem atau menyediakan data yang lebih baik agar petani dapat menentukan waktu yang tepat untuk menanam,” jelas Gates.
Prioritas Adaptasi: Menyelamatkan Bumi dari Ancaman Pemanasan Global
Menurutnya, fokus global haruslah membantu warga dunia yang paling miskin mengatasi dampak perubahan iklim dan berusaha untuk meminimalkan dampaknya pada ekosistem.
Meskipun dihadapkan dengan krisis iklim, Gates tetap optimis terhadap potensi generasi manusia di masa depan. “Masih banyak inovasi luar biasa yang dapat muncul dari manusia, seperti pengembangan obat yang lebih baik dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat membantu dalam pendidikan anak-anak. Meski dalam waktu yang sama, kita juga menghadapi polarisasi dan krisis iklim yang sangat dinamis,” tambahnya.
Sebagai catatan, dalam Konferensi Perubahan Iklim COP28 di Dubai beberapa waktu lalu, perwakilan dari berbagai negara pertama kali meninjau pencapaian sasaran dalam Perjanjian Paris 2015. Dalam kesepakatan delapan tahun yang lalu tersebut, negara-negara berkomitmen untuk “membatasi pemanasan global di bawah 2 derajat Celcius, atau lebih baik lagi, 1,5 derajat Celcius, dibandingkan dengan tingkat periode pra-industri.”
Bill Gates Pessimis Terkait Perubahan Iklim, Menyuarakan Pentingnya Adaptasi Global
Meskipun pesimis terkait proyeksi pemanasan global, Bill Gates menegaskan bahwa ada harapan bagi generasi masa depan. Dalam menghadapi krisis iklim, Gates mendorong pentingnya adaptasi sebagai prioritas utama. Artinya, dunia harus bersatu untuk membantu warga miskin menghadapi dampak perubahan iklim dan meminimalkan kerusakan pada ekosistem.
Dalam konteks ini, Gates melihat potensi luar biasa dari inovasi manusia, seperti perkembangan obat yang lebih baik dan peran kecerdasan buatan (AI) dalam mendidik anak-anak. Meski dihadapkan pada tantangan yang dinamis, optimisme Gates tetap teguh, menciptakan harapan bahwa manusia dapat mengatasi krisis iklim dengan upaya global dan solusi yang terencana.