Dibunuh Saat Berangkat Ngaji
Guru nbgaji asal Dusun Baka Utara, Desa Jenggrong, Kecamatan Ranuyoso, Lumajang tersebut, dibunuh saat akan berangkat ngaji di tempat pengajian malam Jumat. Keberadaan ustadz tersebut, memang ada jadual untuk ngeaji . Keberadaan dan kedatangan dia ditunggu oleh puluhan jamaah ngaji. Bahkan, mereka menunggu, meski belum datang.
Dugaan kuat, korban dibunuh saat dalam perjalanan daru rumahnya menuju ke tempat pengajian malam Jumat. Kebetulan, jalan yang dolewati cukup sepi, jalan setapak berada di tengah perkebunan, desa Jenggrong Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang. Dia berangkat sendirian dengan mengendarai sepeda motor.
Jamaah Pengajian Menunggu Lama
Beberapa jamaah pengajian rutin malam Jumat, sudah lama menunggu guru ngaji ustadz Supriyo. Beberapa peserta pengajian, mengira bahwa korban berhalangan hadir karena sakit atau dalam kondisi tidak sehat. Meski begitu, mereka tetap menunggu sambil mendapatkan kepastian bahwa guru ngaji itu tidak bisa hadir dalam pertemuan pengajian rutin.
Salah satyu keponakan korban, yang juga berada dalam pengajian tersebut, termasuk jamaah yang juuga menunggu korban. “Kami itu mau ngaji bareng nunggu Pak Supriyo datang buat mulai acara kebetulan dia kan imam. Tapi ditunggu lama gak datang, akhirnya acara kami mulai tanpa Pak Supriyo,” kata Misli, Jumat tadi pagi.
Ustadz Guru Ngaji Ditemukan Sepulang Pengajian
Ustadz guru ngaji bernama Supriyo, diketahui jadi korban pembunuhan ketika pengajian rutin malam Jumat selesai digelar. Saksi pertama yang mengetahui mayat korban adalah kepinakannya sendiri, yakni MIsli. Misli saat itu, menunggu lama bersama jamaah pengajian lainnya. Pengajian tetap diselenggarakan meski tanpa kehadiran ustadz guru ngaji.
Setelah pengajian malam Jumat selesai, Misli pelang, melewati jalan di tengah perkebunan itu. Saat pulang melewati jalan sempit itulah, dia mengetahui sepeda motor milik pamannya. Tidak jauh dari lokasi motornya, pamannya tergeletak dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Seluruh bagian tubuhnya ada bekas tanda tanda penganiayaan.
Lapor Polisi, Mayat Diotopsi
Menhetahui kondisi ustadz guru ngaji Supriyo, sudah tidak bernyawa dengan berlumuran darah, Misli melaporkan kejadian itu ke teman temannya. Beberapa orang di kampung tersebut juga melaporkan kejadian itu ke kepolisian. Perangkat desa dan petugas dari kepolisian, langsung di lokasi kejadian, malam itu juga.
Kapolres Lumajang AKBP Eka Yekti, mengatakan, petugas malam itu juga menyisir semua lokasi dan melakukan penyelidikan untuk megusut tuntas kasus pembunuhan itu. Sementara, jasat korban dilarikan ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi. AKBP Eka meyakini bahwa kejadian tersebut murni pembunuhan karena memang barang-barang korban tidak ada yang hilang. Bahkan motor maupun uang masih ada di TKP saat korban ditemukan. ( ed )