“Mulanya saya coba sampaikan kritikan melalui link aduan punya RSUD Jombang. Tetapi link itu tidak dapat dipakai. lewat ulasan google, tetapi tidak ada respon. Sampai pada akhirnya keluh kesah itu saya catat melalui saya Twitter,” tutur Desi dalam hearing itu.
Ciutan itu juga viral. Banyak me-retwit. Mereka mengutarakan keluh kesah serupa. Mengenai jeleknya servis di RSUD Jombang. Mengenai pemaksaan persalinan normal pada ponakannya oleh RSUD Jombang yang mengakibatkan bayi wafat.
“Jika memang pasien KIS (Kartu Indonesia Sehat) jangan jalani operasi sesar, kenapa tidak ngomong dari awal. Hingga kami dapat berpindah ke rumah sakit swasta walau gunakan uang hutangan,” tutur Desi.
Desi mengutarakan mengenai ruang yang ditempati ponakannya. Di dalam ruang itu ada enam tempat tidur dengan 4 pasien.
Keadaannya panas, karena mesin pendingin ruang mati. Desi telah bertanya itu, tetapi perawat menjawab dengan ketus.
“Pasien kelas tiga kok gunakan AC,” tutur Desi tirukan perkataan perawat itu.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Jombang Syarif Hidayatullah mengharap curah hati keluarga pasien itu jadi perhatian untuk management RSUD Jombang. “Saya sebagai anggota dewan sering memperoleh keluh kesah serupa. Intinya lewat sosial media,” ujarnya.
Hearing itu diadakan oleh Komisi D DPRD Jombang tindak lanjuti trending bayi wafat di RSUD Jombang. Semua pihak didatangkan. Mulai keluarga pasien, Dinas Kesehatan, Puskesmas Sumobito, RSUD Jombang.