“Awalnya, satu dusun mengungsi saat malam pertama banjir bandang, tetapi sekarang hanya warga yang rumahnya hanyut terbawa arus yang masih mengungsi. Ada lima rumah yang hilang, dengan tiga kepala keluarga kini tinggal di rumah kerabat mereka,” lanjutnya.
Melihat dampak yang masih meluas, Pemerintah Kabupaten Bima memutuskan untuk memperpanjang status tanggap darurat selama dua pekan. Status ini kini berlaku mulai 4 hingga 17 Februari 2025.
“Kami menambah masa tanggap darurat untuk memastikan semua korban ditemukan dan kerusakan akibat bencana dapat didata dengan baik,” ujar Isyrah.
Selama masa tanggap darurat, pihak terkait akan melakukan koordinasi untuk menentukan langkah-langkah pemulihan yang akan dilakukan ke depannya.
Sampai saat ini, tim pencari masih berusaha menemukan lima korban yang terbawa arus banjir bandang pada Minggu (2/2/2025). Selain itu, petugas juga bekerja keras membenahi berbagai infrastruktur yang rusak akibat bencana.
“Fokus utama kami saat ini adalah menemukan korban yang masih hilang serta memperbaiki berbagai fasilitas yang terdampak,” pungkas Isyrah.