Lamongan, Memo
Berawal dari menempuh pendidikan pondok pesantren di Madinah, Kyai Pondok Pesantren Langitan, Kabupaten Tuban. Kyai Abdurrahman Faqih ini terinspirasi untuk membuat nasi arab, nasi kebuli, nasi bukhari, nasi mandi dan nasi briyani yang dijual secara instan agar dapat dinikmati oleh banyak orang.
Setelah lulus menempuh pendidikan di Madinah, tak jarang ponpes Langitan juga sering kedatangan tamu dari Madinah, oleh karena itu nasi kebuli menjadi makanan yang wajib untuk disuguhkan. Hingga salah satu murid Kyai Ponpes Langitan juga menempuh pendidikan di Madinah, dan ikut menjadi juru masak untuk makanan para santri disana.
10 tahun menjadi juru masak di ponpes Madinah, menjadikan ia semakin mahir dalam meracik masakan khas Arab itu. Setelah kepulangannya ke kampung halaman, Kyai bersama muridnya itu memiliki ide untuk menjual nasi kebuli secara instan agar lebih mudah untuk dinikmati. Nasi instan itu diberi nama Tey Ba. Yang berasal dari kosa kata bahasa arab Thayyiban, yang artinya baik.
