“Bukan tidak setuju, kalo capres dan cawapres lawan dua duanya masuk kabinet. Untuk apa ada pilpres kemarin yang hampir saja membelah Indonesia menjadi dua,” bebernya. “Terpikirkan kan nggak sih jika sampai Jokowi-Ma’ruf kalah? Apa yang terjadi dengan kami-kami yang bertarung habis-habisan?” tukas Irma.
Komisaris Pelindo I yang politisi dari Partai Nasdem tersebut , mengatakan , pemilihan orang di kabinet ini bukan tentang pamrih atau ketulusan, tapi soal apresiasi kepada orang yang telah berjuang untuk Jokowi-Maruf pada Pilpres 2019. ” Masalahnya, ini bukan soal pamrih atau tulus, tapi ini menjadi masalah soal apresiasi saja,” pungkasnya.
Namun, pihaknya menyadari bahwa itu adalah hak prerogatif Presiden Joko Widodo dan Makruf Amin, wakil Presiden. Bagaimanapun juga, pilihan pembantu Presiden, itu menjadi tanggungjawab dan hak prerogratif Presiden dan Wakil Presiden. ( Fida )