MEMO – Dosen dari Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Universitas Gadjah Mada (UGM), Tauchid Komara Yuda, mengungkapkan bahwa penghentian sementara bantuan pangan perlu dievaluasi lebih mendalam. Menurutnya, penghentian tersebut dapat menambah beban ekonomi, terutama bagi kelompok masyarakat dengan penghasilan rendah.
“Penghentian sementara bantuan beras sosial ini sebaiknya dikaji ulang karena berpotensi merusak stabilitas sosial masyarakat,” ujar Tauchid dalam wawancara dengan Pro3 RRI, Jumat (7/2/2025).
Tauchid mengungkapkan, jika bantuan pangan dihentikan, hal itu dapat memicu lonjakan harga beras yang semakin menyulitkan masyarakat yang rentan. Terlebih lagi, kebijakan ini diambil menjelang bulan Ramadan dan Idulfitri, saat harga-harga kebutuhan pokok sudah dipastikan akan naik, yang tentunya akan semakin menambah beban hidup masyarakat.
“Alih-alih menghentikan bantuan, fokus intervensi harusnya diarahkan pada penguatan sistem distribusi pangan, khususnya melalui peran Bulog dalam menyerap hasil panen gabah petani,” jelasnya.