Example floating
Example floating
Pemerintahan

Menteri KKP Izinkan Nelayan Gunakan Bambu Pagar Laut untuk Budidaya Kerang Hijau

×

Menteri KKP Izinkan Nelayan Gunakan Bambu Pagar Laut untuk Budidaya Kerang Hijau

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

MEMO – Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, mempersilakan para nelayan memanfaatkan bambu hasil pembongkaran pagar laut di Pesisir Pantai Utara Kabupaten Tangerang. Bambu-bambu tersebut awalnya akan dijadikan barang bukti dalam penyelidikan, namun nantinya dapat digunakan oleh nelayan untuk berbagai keperluan, termasuk budidaya kerang hijau.

“Batang bambu bekas pagar laut yang telah berhasil dibongkar akan dijadikan barang bukti. Jika ditemukan siapa pihak yang memasang pagar ini, proses penyidikan akan dilanjutkan,” jelas Menteri Trenggono, Rabu (22/1/2025).

Ia menambahkan, setelah semua proses penyelidikan terhadap barang bukti selesai, nelayan diperbolehkan memanfaatkan bambu tersebut. Bambu ini dapat digunakan sebagai alat pendukung pembudidayaan kerang hijau dan kebutuhan lainnya.

“Jangan khawatir, kami akan menyelesaikan semua tahapan penyelidikan ini. Kami juga telah melibatkan pihak kepolisian untuk membantu proses ini,” ujarnya.

Kegembiraan Nelayan Desa Ketapang:
Kosim, seorang nelayan dari Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, mengungkapkan kegembiraannya karena jalur melaut kini lebih bersih setelah pagar laut dibongkar. Selain itu, ia juga bisa memanfaatkan bambu yang dibawa pulang dari lokasi pembongkaran.

“Kalau beli, satu batang bambu bisa mencapai Rp10 ribu. Lumayan, saya sudah dua kali membawa bambu ke dermaga, dengan sekitar 20 batang setiap kali perjalanan,” kata Kosim.

Ia berencana menggunakan bambu tersebut untuk membuat bagan habitat kerang hijau dan pagar rumah. Kosim juga menyebutkan bahwa lebih dari 100 nelayan dari desanya turut berpartisipasi dalam pembongkaran pagar laut ini.

Meski cuaca mendung dan area pagar laut yang luas, Kosim tetap optimis kegiatan pembongkaran ini membawa banyak manfaat bagi nelayan. “Masih banyak bambu tersisa, jadi tidak perlu berebut dengan nelayan lain,” pungkasnya.

Baca Juga  Percepat Pembangunan di Daerah, Mahakam Ulu Usulkan Pemekaran Kecamatan ke Kemendagri

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.