Pemerintah telah gencar dalam memberikan insentif kepada sektor industri di dalam negeri. Salah satu langkahnya adalah menerapkan kebijakan ‘harga gas murah’ melalui Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) sebesar US$ 6 per MMBTU.
Ada tujuh sektor industri yang menjadi penerima manfaat dari HGBT, seperti industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.
Kebijakan HGBT diharapkan dapat memberikan dampak berganda kepada industri, termasuk peningkatan jumlah tenaga kerja serta mendorong perusahaan untuk melakukan ekspansi. Pemerintah juga menjamin bahwa penyesuaian harga gas tidak akan mengurangi bagi hasil bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas), karena pemerintah akan menanggung selisih harga dengan mengurangi jatah keuntungan penjualan gas negara.
Implementasi Kebijakan Harga Gas Murah dan Dampaknya pada Industri
Komaidi Notonegoro dari ReforMiner Institute menyatakan bahwa memberikan harga gas murah kepada industri adalah langkah yang bagus, tetapi pemerintah juga harus memperhatikan kelangsungan industri lainnya.
Menurutnya, daya saing industri tidak hanya ditentukan oleh harga gas saja, tetapi juga oleh faktor lain seperti biaya produksi.
Meskipun implementasi kebijakan HGBT masih belum sepenuhnya sesuai dengan perkiraan awal, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kinerja industri. Namun, ada beberapa kendala yang perlu diatasi, seperti alokasi gas yang belum terserap sepenuhnya oleh sektor industri penerima HGBT.
Alokasi gas kepada tujuh sektor industri penerima HGBT masih belum mencapai 100% karena beberapa faktor, seperti kendala operasional di sektor hulu, tengah, dan hilir migas, serta kendala operasional di sektor industri pengguna gas.
Meskipun demikian, pemerintah berharap bahwa peningkatan kinerja industri dapat mengkompensasi potensi penurunan penerimaan negara akibat kebijakan HGBT.
Kebijakan Harga Gas Murah: Evaluasi Implementasi dan Potensi Dampaknya bagi Industri dalam Negeri
Kebijakan harga gas murah melalui Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) memiliki tujuan yang baik untuk mendukung pertumbuhan industri dalam negeri. Namun, implementasinya masih menimbulkan berbagai tantangan, termasuk alokasi gas yang belum terserap sepenuhnya oleh sektor industri penerima.
Evaluasi menyeluruh terhadap implementasi kebijakan ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa dampaknya sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah dan industri.