Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan keprihatinannya terhadap menipisnya jumlah uang yang beredar di Indonesia. Dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, Jokowi mengemukakan dugaannya atas kemungkinan penurunan ini akibat pembelian Surat Berharga Negara (SBN) yang meningkat.
Selain itu, Jokowi juga menyoroti realisasi belanja pemerintah yang masih rendah, mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan angka belanja menjelang akhir tahun.
Presiden Jokowi Menyampaikan Kekhawatiran Terhadap Kondisi Peredaran Uang di Indonesia
Presiden Joko Widodo, atau yang akrab disapa Jokowi, mengungkapkan bahwa jumlah uang yang beredar di Indonesia semakin menipis atau sedikit. Hal ini disampaikannya kepada Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo setelah mendengar keluhan dari para pelaku usaha.
“Dari sejumlah pelaku usaha yang saya dengar, sepertinya peredaran uang semakin berkurang,” ujar Jokowi dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta pada hari Rabu (29/11).
Jokowi menduga penipisan jumlah uang di Indonesia disebabkan oleh penggunaan yang banyak untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) atau Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
“Mungkin terlalu banyak yang digunakan untuk membeli SBN, SRBI, atau SVBI. Akibatnya, uang yang masuk ke sektor riil menjadi berkurang,” tambah Jokowi.
Analisis Jokowi: Dampak Meningkatnya Pembelian SBN terhadap Peredaran Uang
Tak hanya itu, Jokowi juga menyebutkan bahwa realisasi belanja baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah masih sedikit. Padahal, pergantian tahun tinggal beberapa minggu lagi.