Harga minyak mengalami fluktuasi akibat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, meminta negara-negara Muslim untuk menghentikan ekspor minyak dan makanan ke Israel, mengundang perhatian pasar global.
Bagaimana perkembangan selanjutnya akan memengaruhi pasokan minyak dan apa yang sedang dipantau oleh Bank of England? Simak rangkuman berikut.
Seruan Ayatollah Iran Membuat Harga Minyak Melonjak dan Dunia Gelisah
Harga minyak mengalami kenaikan yang cukup tipis di awal perdagangan hari Kamis (2/11) dikarenakan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Menurut laporan dari Reuters, harga minyak mentah jenis Brent mengalami kenaikan sebesar 38 sen menjadi US$85,01 per barel.
Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate AS naik sebesar 46 sen menjadi US$80,90 per barel.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah mengeluarkan seruan kepada negara-negara Muslim untuk menghentikan ekspor minyak dan makanan ke Israel. Khamenei menegaskan bahwa tindakan penghentian ekspor tersebut merupakan tuntutan jika Israel tidak segera menghentikan serangan bom terhadap Jalur Gaza.
Dampak Ketegangan di Timur Tengah terhadap Harga Minyak Dunia
Seruan ini telah menciptakan kekhawatiran di kalangan para investor mengenai potensi gangguan dalam pasokan minyak di seluruh wilayah Timur Tengah. Akibat dari perasaan khawatir ini, harga minyak pun mengalami peningkatan.
Diperlukan pemahaman bahwa Iran, berdasarkan data yang diberikan oleh Amerika Serikat, merupakan salah satu anggota dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang memiliki kapasitas produksi sekitar 2,5 juta barel minyak mentah per hari pada tahun 2022.
Selain permasalahan tersebut, pasar juga sedang menunggu pengumuman kebijakan moneter yang akan diambil oleh Bank of England.