Pada wilayah Pegunungan Papua, perseteruan mematikan terjadi antara Satgas Batalyon Marinir 7 dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Artikel ini mengungkapkan kisah dramatis pertempuran tersebut, di mana lima anggota KKB, yang ternyata merupakan bagian dari kelompok yang dipimpin oleh desertir TNI bernama Yotam Bugiangge, tewas dalam baku tembak.
Kolonel Czi GN. Suriastawa, Kepala Penerangan Kogabwilhan III, memberikan klarifikasi tentang peristiwa ini dengan mencocokkan data dari aparat gabungan.
Kisah Dramatis Pertempuran Mematikan di Yahukimo, Papua Pegunungan
Lima individu yang tergabung dalam Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) telah kehilangan nyawa mereka setelah terlibat dalam pertempuran sengit melawan Satgas Batalyon Marinir 7 di wilayah Yahukimo, Papua Pegunungan. Mereka merupakan anggota dari faksi yang dikenal sebagai kelompok Yotam Bugiangge.
Yotam Bugiangge adalah seorang mantan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang kemudian memutuskan untuk bergabung dengan KKB, mengkhianati sumpahnya sebagai prajurit. Kolonel Czi GN. Suriastawa, yang menjabat sebagai Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III (Kogabwilhan III), menjelaskan bahwa identitas para korban telah dipastikan sebagai anggota KKB berdasarkan data yang dikumpulkan oleh aparat gabungan.
Suriastawa menyampaikan informasi ini dalam sebuah pernyataan resmi pada hari Senin, tanggal 18 September. Dia menegaskan bahwa korban yang tewas dalam kontak senjata tersebut merupakan bagian dari kelompok Yotam Bugiangge, yang terlibat dalam pertempuran dengan personel TNI yang saat itu sedang melakukan patroli di sekitar pos mereka di Yahukimo.
Peristiwa kontak senjata ini dimulai pada hari Rabu, tanggal 13 September, pada siang hari. Berdasarkan laporan dari pos penjagaan, terdeteksi pergerakan sejumlah individu, beberapa di antaranya membawa senjata laras panjang, yang bergerak di sepanjang Sungai Braza. Selain itu, juga terlihat aktivitas orang masuk dan keluar dari gubuk-gubuk di tepi sungai tersebut.
Analisis Konflik Terbaru di Papua: Kelompok Yotam Bugiangge dan KKB
Pada pukul 13.15 WIT, aparat gabungan memutuskan untuk melakukan pengintaian lebih rinci dan memutuskan untuk melaksanakan patroli. Di tengah pelaksanaan patroli, aparat berhasil menemui kelompok KKB di Sungai Braza.
Kemudian, pada hari Kamis, tanggal 14 September, pukul 09.05 WIT, KKB melancarkan serangan dengan senjata api laras panjang dari dua arah yang berbeda terhadap pasukan gabungan. Pada saat yang sama, beberapa anggota KKB lainnya muncul dari gubuk-gubuk mereka dan juga mulai menembak aparat keamanan.
Pada titik ini, Komandan Satuan Tugas Gabungan memerintahkan pasukannya untuk merespons serangan tersebut. Dalam pertempuran sengit, awalnya tercatat bahwa 4 anggota KKB tewas di tempat, sementara anggota lainnya berusaha melarikan diri sambil membawa peralatan militer milik mereka yang tewas.
Setelah pertempuran berakhir, aparat keamanan melanjutkan dengan operasi penyisiran dan menemukan satu anggota KKB lainnya yang tewas. Karena tidak ada warga setempat di Yahukimo yang mengklaim sebagai keluarga mereka, maka Kodim, Polres, bersama dengan Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat, bertanggung jawab untuk mengatur pemakaman kelima jenazah tersebut.
Selama penyisiran, sejumlah barang bukti berhasil ditemukan, termasuk satu magazin jenis SS1, satu magazin jenis HK-47 yang dilengkapi dengan empat butir amunisi, satu unit HT, sebilah pisau parang, beberapa aksesoris berupa lambang bintang kejora, serta beberapa barang pribadi milik anggota KKB tersebut.
Pertempuran Mematikan di Yahukimo: Kelompok Yotam Bugiangge, Mantan Prajurit TNI yang Bergabung dengan KKB
Dalam pertempuran yang berawal dari pengamatan pos pada Rabu, 13 September, aparat berhasil menemukan KKB di Sungai Braza. Eskalasi konflik mencapai puncaknya pada Kamis, 14 September, saat KKB melepaskan tembakan senjata api laras panjang dari dua sudut berbeda.
Pertempuran ini mengakibatkan empat anggota KKB tewas di tempat, sementara yang lainnya berusaha melarikan diri. Pencarian berlanjut, dan satu anggota KKB lainnya ditemukan tewas. Selain korban, sejumlah barang bukti seperti senjata, amunisi, dan aksesoris militer berhasil ditemukan.
Masyarakat setempat bersama dengan pihak berwenang bertanggung jawab atas pemakaman kelima jenazah tersebut.