Kekeringan parah melanda Sulawesi Selatan (Sulsel), dengan tiga daerah, termasuk Makassar, mengumumkan status tanggap darurat. Ini bukan hanya masalah cuaca, tetapi juga krisis pasokan air bersih yang mempengaruhi ribuan warga. Simak lebih lanjut untuk memahami dampak dan upaya penanggulangan kekeringan di wilayah ini.
Mengatasi Krisis Kekeringan di Sulsel: Tindakan Cepat BPBD
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan (Sulsel), Amson Padolo, mengungkapkan bahwa tiga wilayah di Sulsel telah mendeklarasikan status tanggap darurat akibat kekeringan yang sangat parah dan menyebabkan kesulitan warga dalam memperoleh pasokan air bersih.
“Iya, selain Makassar yang telah mengumumkan status tanggap darurat, Maros dan Jeneponto juga telah melakukannya. Ketiga daerah ini mengalami kekeringan yang cukup serius di Sulsel,” ujar Amson pada hari Senin (11/9).
Sementara itu, Amson juga menyebutkan bahwa 21 daerah lainnya di Sulsel telah mengeluarkan status siaga darurat dalam menghadapi kekeringan yang parah akibat dampak dari El Nino.
“Untuk saat ini, hanya tiga daerah yang telah mengumumkan status tanggap darurat. Sedangkan daerah lainnya masih berada dalam status siaga darurat,” tambahnya.
Data yang dikeluarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar pada tanggal 10 September 2023 menunjukkan bahwa sebanyak 324.660 liter air bersih telah disalurkan kepada 13.089 kepala keluarga (KK) dengan total penduduk sebanyak 25.048 jiwa.
Penyaluran Air Bersih dan Upaya Penanggulangan Kekeringan Sulsel
Kepala BPBD Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin, mengungkapkan bahwa ada penambahan wilayah kelurahan yang menghadapi kekurangan pasokan air bersih sebagai akibat dari kekeringan yang melanda Makassar. Kelima wilayah tersebut antara lain:
- Di Kecamatan Tamalate, terdapat lima kelurahan yang mengalami krisis pasokan air bersih, yaitu Kelurahan Tamalanrea Indah, Tamalanrea, Kapasa, Kapasa Raya, dan Kelurahan Bira.
- Di Kecamatan Biringkanaya, terdapat enam kelurahan yang terdampak, yakni Daya, Bakung, Katimbang, Sudiang, Sudiang Raya, dan Untia.
- Di Kecamatan Ujung Tanah, terdapat delapan kelurahan yang mengalami dampak serius, yaitu Kelurahan Pattingalloang Baru, Camba Berua, Gusung, Tamalabba, Ujung Tanah, Tabaringan, Totaka, dan Cambayya.
- Di Kecamatan Panakukkang, terdapat tiga kelurahan yang terkena dampak, yaitu Kelurahan Pampang, Sinrijala, dan Tello Baru.
- Di Kecamatan Tallo, empat kelurahan mengalami dampak serius, yaitu Buloa, Kalukua Bodoa, Pannampu, Lembo, dan Rappokalling.
“Aktualnya, terdapat penambahan wilayah yang menghadapi masalah. Sebelumnya, hanya 17 kelurahan dari lima kecamatan yang terdampak, namun sekarang jumlahnya telah bertambah menjadi 24 kelurahan yang terkena dampak,” ungkap Achmad Hendra Hakamuddin.