MEMO, Bengkulu: Mahasiswa Universitas Prof Dr Hazairin dalam program kuliah kerja nyata (Kukerta) telah menciptakan gebrakan inspiratif dengan mengubah sampah non organik menjadi karya seni handmade.
Dalam pameran karya mereka di Bengkulu, mereka memamerkan beragam kerajinan, seperti asbak, tempat pena/pensil, pot bunga, dan parcel, yang semuanya terbuat dari sampah plastik.
Inisiatif ini bertujuan untuk mendorong kesadaran masyarakat dalam mengolah sampah dan mengatasi masalah pencemaran lingkungan.
Karya Mahasiswa Universitas Prof Dr Hazairin: Mengubah Sampah Plastik Menjadi Kerajinan Bermanfaat
Mahasiswa dari Universitas Prof Dr Hazairin, dalam program kuliah kerja nyata (Kukerta), telah berhasil mengubah sampah non organik menjadi karya seni handmade atau kerajinan tangan.
Pameran karya hasil dari proses daur ulang sampah ini diselenggarakan di kelurahan Lingkar Timur, Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu pada hari Senin (19/6/23).
Dalam pameran ini, mahasiswa yang dibimbing oleh Dosen Ikhsan Hasibuan memperlihatkan beberapa kerajinan, seperti asbak, tempat pena/pensil, pot bunga, parcel, dan lain-lain, yang semuanya terbuat dari sampah plastik.
“Dengan melihat peluang ini, sampah rumah tangga dapat diubah menjadi sumber pendapatan. Sampah plastik dapat dijadikan kerajinan yang bermanfaat. Jika dijual, masyarakat dapat memperoleh pendapatan tambahan,” ungkap Ikhsan.
Mendorong Kesadaran Terhadap Lingkungan: Karya Mahasiswa Universitas Prof Dr Hazairin dalam Mengolah Sampah
Tujuan dari pameran karya ini adalah untuk mendorong kesadaran masyarakat dalam mengolah sampah guna mengatasi potensi pencemaran lingkungan.
Dengan menggunakan kreativitas, bahan limbah keras organik yang sebelumnya tidak memiliki nilai jual dapat diubah menjadi berbagai macam kerajinan yang unik, menarik, dan diminati banyak orang.
“Daripada masyarakat harus mengeluarkan biaya sebesar Rp30 ribu per bulan untuk pengolahan sampah, dengan menghasilkan kerajinan dari sampah ini malah dapat menghasilkan pendapatan hingga ratusan ribu,” tambahnya.