Belakangan ini makin banyak lapangan pekerjaan baru yang cukup membahayakan dirinya. Beberapa pekerjaan yang dianggap paling berbahaya di dunia. Salah satunya adalah pekerjaan sebagai teknisi turbin angin, yang memiliki tingkat risiko tinggi dengan nyawa sebagai taruhannya.
Meskipun begitu, pekerjaan di bidang ini semakin diminati setiap tahunnya, baik karena besarnya gaji yang diperoleh maupun faktor lain seperti peningkatan jumlah turbin angin.
Dalam upaya mengatasi pemanasan global dan keterbatasan bahan bakar fosil, banyak orang beralih menggunakan sumber energi terbarukan, termasuk turbin angin atau Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Meskipun turbin angin memiliki banyak kelebihan, seperti halnya pembangkit listrik lainnya, turbin angin juga memerlukan perawatan agar berfungsi secara optimal.
Lokasi pemasangan turbin angin biasanya berada di daerah terpencil dengan ketinggian mencapai puluhan hingga ratusan meter. Karena menjadi struktur tertinggi di sekitarnya, turbin angin rentan terhadap sambaran petir.
Meskipun dilengkapi dengan sistem proteksi terhadap petir, terkadang sambaran petir dapat merusak bagian luar turbin angin, terutama bilah turbin yang terbuat dari fiberglass. Selain itu, turbin angin juga rentan terhadap kerusakan akibat cuaca buruk, paparan air laut, dan kondisi cuaca ekstrem lainnya.
Untuk menjaga kondisi operasional PLTB yang baik sepanjang umur pakainya, turbin angin memerlukan pemeliharaan secara berkala. Namun, merawat dan memperbaiki turbin angin bukanlah pekerjaan yang mudah. Diperlukan teknisi yang terlatih dan berpengalaman.
Pekerjaan sebagai teknisi turbin angin ini termasuk dalam daftar pekerjaan paling berbahaya di dunia
Jumlah kecelakaan yang terjadi di sektor turbin angin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah turbin yang dibangun. Hal ini dikarenakan para teknisi turbin harus melakukan perbaikan dan perawatan di lokasi yang sangat tinggi, terutama pada baling-baling dan nasal yang terletak di atas tower turbin angin.
Ketinggian turbin angin bisa mencapai lebih dari 100 meter, seperti yang terdapat di Portugal dengan ketinggian 109 meter atau setara dengan gedung berlantai 35.
Para teknisi turbin angin ini menghadapi risiko tinggi dalam menjalankan pekerjaannya. Saat musim panas, mereka harus bekerja dalam kondisi panas yang ekstrem. Selain itu, mereka juga harus memanjat tangga yang sangat tinggi, sehingga berisiko tergelincir. Tidak hanya itu, para teknisi ini juga rentan tersengat listrik, karena bekerja di pembangkit dengan tegangan tinggi, berkisar antara 600 hingga 35.000 volt.
Meskipun pekerjaan ini sangat berbahaya, jumlah teknisi turbin angin semakin meningkat, termasuk di Amerika Serikat. Pada tahun 2017, jumlah teknisi turbin angin di Amerika Serikat mencapai sekitar 4.400 orang, dan diperkirakan jumlah tersebut akan meningkat dua kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun.