Vokalis Happy Asmara menjelaskan dianya ingin memperkenalkan budaya lokal Jawa Timur lewat beberapa karyanya yang berbentuk lagu dangdut.
“Menurut Happy, kita dapat melestarikan budaya dengan terus membawa (sama kita). Oleh karena itu, kita harus PD (optimis) saat membawakannya, dan tak lupa memberikan pengembangan dan beberapa hal baru untuk beberapa karya kita, supaya warga tidak jemu,” kata Happy di Jakarta, Kamis.
Selanjutnya, dara kelahiran Kediri, Jawa Timur itu menjelaskan kedekatannya dengan seni budaya dari tempatnya berasal juga diperkenalkan dari si nenek dan ke-2 orang tuanya. Dia akui orang tuanya telah mengajari dan memberikan nilai budaya semenjak kecil.
“Happy sempat turut seni tari kuda lumping, dan menyanyikan beberapa lagu daerah, yang pada akhirannya buka perjalanan karir (sebagai vokalis dangdut). Dahulu, orang menduga jika dangdut, campur sari itu kuno. Tetapi, saat ini, ke-2 nya sebagai ‘kiblat’ untuk anak muda dan lumayan disukai oleh beberapa angkatan, dan pas untuk dilestarikan,” tutur Happy.
Happy juga sukai untuk membikin beberapa karyanya sendiri dengan hubungan budaya dan narasi di lingkungan sekelilingnya. Dia akui sukai membawa lagu-lagunya dengan Bahasa Jawa.
“Saya dari Jawa Timur, jadi saya membawa beberapa lagu dalam bahasa Jawa. Disamping itu, untuk ceritanya, murni saya mengambil sendiri narasi saya dan rekan-rekan buat ide lagu,” kata dia.
Penyanyi “Tak Ikhlasno” dan “Dalan Liyane” itu juga menjelaskan dianya coba lakukan suatu hal berdasar kekuatan diri dan nilai budaya lokal dari tempatnya berasal.
“Saya lakukan suatu hal berdasar diri budaya kita dan sendiri. Keinginannya, kita dapat bawa nama wilayah kita ke (ranah) yang bertambah luas kembali lewat kreasi,” kata Happy.
“Disamping itu, salah satunya yang perlu dengan mengepak kreasi kita menjadi terus baru, fresh, dan cocok buat warga. Tak lupa, kita harus juga terus stabil dalam berkreasi,” katanya menambah. (*)