Jakarta, Memo | –
Gerhana buan total dilihat di Langit Indonesia tanpa harus menggunakan alat bantu optik, pada pukul 18.46, di sleuruh wilayah Indonesia. Gerhana bulan total itu bertepatan Hari Raya Waisak.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebutkan, fenomena GBT merupakan peristiwa yang sangat spesial karena hanya terjadi 195 tahun sekali.
Menurut artikel yang ditulis R. Jamroni, ST. MM di bmkg.go.id pada Rabu (19/5/2021), puncak gerhana ini dapat disaksikan langsung tanpa alat bantu optik pada pukul 18.46 WIB di wilayah barat Indonesia, 19.46 WITA di wilayah tengah Indonesia, dan pukul 20.46 WIT di wilayah Timur Indonesia.
Proses gerhana bulan total kali ini akan berlangsung selama 3 jam 7 menit yang akan diawali gerhana penumbra pada pukul 15.46.37 WIB dan kontak terakhir penumbra pukul 20.51.16 WIB yang mengakhiri seluruh proses gerhana. Durasi puncak gerhana akan berlangsung selama 14 menit dan 30 detik.
Fenomena Blood Moon hanya terjadi ketika fase bulan penuh dan mengalami Gerhana Bulan Total (GBT). Bulan akan tampak berwarna merah dan akan semakin merah bergantung dengan ketebalan partikel di atmosfer bumi yang ditembus cahaya itu seperti polusi udara atau tutupan awan.
“Secara umum, ada dua jenis gerhana: Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari,” tulis Juan Carlos Beamín, astrofisikawan di Pusat Komunikasi Sains dari Universitas Otonomi Chile, dalam bukunya yang berjudul “Illustrated Astronomy”.