Kediri, Memo.co.id Kediri mempunyai beberapa peninggalan purbakala yang harus dilestarikan, diantaranya situs Tondowongso, situs Semen, situs Tunglur dan masih banyak lagi. Baru-baru ini team dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional mendapatkan informasi dari penduduk sekitar bahwa ada benda purbakala di sekitar dusun candi desa adan-adan kecamatan gurah kabupaten kediri. Sebenarnya informasi tersebut sudah beberapa bulan yang lalu, namun sebelum team melakukan penelitian, team mencari informasi terlebih dahulu tentang apa saja situs yang ada di sekitar kediri.
Team peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional diketuai oleh Sukawati Susetyo yang beranggotakan Amelia, Auliana Muharini, Murnia Dewi dan Indra Gusdelfi. Selain itu juga Ingrid HE Pojoh (UI), MimiSavitri (UGM) dan Suyono (BPCB Trowulan). Penelitian berlangsung pada hari Senin, 04 April hingga 17 April 2016. Untuk menentukan titik-titik yang didugaterdapat benda purbakaladilakukan denngan membuat lay-outdengan memasang benang atau tanda berbentuk kotak dengan ukuran 2 x 2 meter. Penggalian tersebut dimulai pukul 08.00 wib sampai dengan pukul 16.00 wib.
Sukawati mengatakan, bahwatujuan penggalian ini untuk penelitian, sesuai visi Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Hasil penelitian akan diinformasikan kepada masyarakat dalam bentuk artikel atau buku. Selain penyebarluasan informasi dalam bentuk artikel, juga dilakukan seminar dan pameran. Adapun pelestarian benda cagar budaya dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), sehingga tindak lanjut dari hasil penelitian ini akan direkomendasikan kepada BPCB.
Menurut pengamatan memo.co.id di lapangan, pada hari Minggu, 10 April 2016 sudah ada 4 kotak yang di gali dengan 5 peninggalan purbakala, salah satunya potongan kepala kala (banaspati). Inge salah satu peneliti dari UI menambahkan, “kalau di bangunan ada pintu masuk, biasanya kala ada di ambang pintu namanya kala atau banaspati. Istilah di arsitektur percandian istilahnya kala, nanti ada temannya namanya makara yang terletak di bawah kala, bentuknya bisa bermacam-macam”.
Dalam penelitian ada etikanya. Amel salah satu team peneliti menyampaikan bahwa, “setelah kotak (kolom) yang sudah diteliti ditandai, dasarnya diberi plastik, diberi nama situs, nama peneliti, tanggal penelitian baru setelah itu di timbun kembali demi keamanan”. Sampai berita ini diturunkan, team peneliti belum bisa memastikan peninggalan purbakala ini berbentuk apa, peninggalan dari kerajaan mana, karena belum ada angka tahun yang pasti. ( Widya / Made )