Blitar, Memo.co.id – Data di Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar sampai awal maret 2016 terdapat 21 kasus HIV AIDS di Kabupaten Blitar. Kepala dinas kesehatan kabupaten Blitar Kuspardani melalui Kepala sesi P2MK Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Eko Wahyudi mengatakan dari 21 kasus itu 14 diantaranya merupakan kasus baru, dan 3 diantaranya meninggal dunia tahun ini. “Semua yang meninggal usia dewasa atau usia produktif” kata Eko. Masih kata Eko, mayoritas kasus HIV/AIDS yang ada di Kabupaten Blitar terjadi karena penularan melalui hubungan seksual dengan penderita HIV/AIDS. Dan berdasarkan data dinas kesehatan 21 kasus HIV/AIDS ini menyebar disemua kecamatan di Kabupaten Blitar. ” Diharapkan semua pasien HIV/AIDS di Kabupaten Blitar rajin untuk melakukan VCT di masing masing puskesmas” lanjut Eko.
Sementara berdasarkan data dinas kesehatan sejak Tahun 2010 sampai dengan awal Tahun 2016, ditemukan 34 penderita HIV/AIDS anak atau berusia 5-14 tahun di Kabupaten Blitar dan 30 diantaranya sudah meninggal akibat HIV/AIDS. Menurutnya data sampai 4 Januari 2016 ada 4 penderita HIV/AIDS anak yang saat ini masih hidup, kasus kematian terakhir untuk penderita HIV/AIDS anak pada bulan Nopember 2015. “Banyaknya penderita HIV/AIDS anak yang meninggal dunia karena masih rendahnya sistem kekebalan tubuh anak terhadap penyakit,”tutur Eko Wahyudi. Sedangkan pengobatan kepada penderita HIV/AIDS anak lebih sulit, ia mencotohkan untuk anak sangat sulit minum obat atau tidak teratur, sehingga pengobatan tidak bisa maksimal seperti penderita HIV/AIDS dewasa.
Hal ini pun langsung mendapat sorotan dari kalangan DPRD kabupaten Blitar. Kepala DPRD kabupaten Blitar Suwito Saren Satoto menegaskan agar pemerintah kabupaten Blitar mengalokasikan anggaran 10 persen untuk dinas kesehatan. Dengan adanya alokasi anggaran sebesar 10 persen, diharapkan dinkes bisa menjangkau masyarakat kelas bawah, utamanya untuk upaya – upaya pencegahan. Termasuk untuk memperhatikan kalangan ODHA yang selama ini justru sering dimarjinalkan dimasyarakat. “Nantinya kalau ada anggaran maka semua program dinkes, termasuk sosialisasi pencegahan penularan HIV/AIDS bisa benar-benar maksimal”. Kata pria yang akrab disapa Wito tersebut. Untuk diketahui selama ini anggaran untuk dinas kesehatan di kabupaten Blitar kurang dari 10 persen. Sehingga program-program dinas kesehatan dinilai belum bisa berjalan secara maksimal. ( anna )