“(Kasus rabies paling banyak) di Singaraja, (Kabupaten Buleleng). Yang pertama, mungkin populasi anjing di situ banyak. Kedua, masyarakat di Bali rata-rata senang pelihara anjing, mereka tergigit lalu menganggap anjingnya sudah anjing sendiri, dan gigitannya kecil mereka tidak langsung melakukan tata laksana yang benar,” imbuhnya.
Dia mengakui vaksinasi anjing di Bali sangat rendah, hanya mencapai sekitar 31 persen dari total populasi anjing yang terdata.
“Imbauan bagi masyarakat yang memang penyayang binatang, mohon benar-benar dipelihara dan disayangi. Yang belum divaksin iya harus divaksin. (Rabies) ini kan melalui gigitan anjing ke anjing, iya biar (tidak menggigit orang) dipelihara dengan baik dan di kandangin,” imbuhnya.