“Ini pengalaman terjelek kami karena dua ekor mati sekalian dalam saat yang nyaris bertepatan. Awalnya memiliki gejala demam, terus tidak ingin makan, pada akhirnya mati. Kami pada akhirnya dipendamkan satu lubang,” kata Wahyudi saat dijumpai di kandangnya, Sabtu (18/6/2022).
Ia menyebutkan, disamping alami sapi mati, dan sekitar 2 hari lalu ia jual dua ekor sapinya dan cuma laku keseluruhan Rp6 juta saja. Walau sebenarnya masing-masing ia membeli Rp13 juta dan Rp18 juta. Ia mau tak mau jual sapinya sakit daripada ke-2 nya mati dan ia justru tak dapat apa-apa.
“Yang satu laku Rp5 juta, yang satunya cuma laku Rp1 juta. Ke-2 nya kurus dan tidak dapat berdiri kembali. Keadaannya jelek, saya tidak sanggup menyembuhkan, daripada mati kembali lebih bagus saya jual,” kata Wahyudi.
Selanjutnya, dianya cuma dapat lakukan penyembuhan secara tradisionil. Sekalian, menginginkan selekasnya ada usaha yang riil dari dinas terkait seperti memberitahu beberapa obat apa yang mujarab hingga mereka dapat mebgobatai senditi bila dinas kekurangan personil.
“Telah banyak yang dipasarkan. Rugi pasti beberapa ratus juta bila ditotal. Banyak yang takut sapinya mati karena terserang PMK. Tidak seluruhnya peternak dapat lakukan pengobatan sendiri,” ucapnya.