Dengan prestasi-prestasi itu, kata dia, menunjukkan fakta bahwa Unipma sangat bisa diandalkan untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan pendidikan tinggi di Indonesia. Termasuk kemahasiswaan, Unipma juga mengalami perkembangaan.
“Itu menjadi modal untuk menambah rasa percaya diri bagi mahasiswa baru. Dan itu penting untuk membangun masa depan mereka ke depan,” jelas rektor.
Lebih lanjut, pada semester ini ada sekitar 400 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang mengambil kuliah di Unipma dalam program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Sebagian besar mahasiswa yang mengambil kuliah di Unipma justru dari perguruan tinggi negeri. Dia menyebut Universitas Negeri Makassar, Universitas Islam Riau, Universitas Negeri Yogyakarta, dan universitas lain.
“Dalam program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, setiap mahasiswa diberikan hak belajar di luar prodi, di luar kampusnya. Ada 20 SKS. Dan ternyata banyak yang memanfaatkan kuliah luar kampus, memilih Unipma,” jelasnya.
Selain itu, pada tahun ini juga ada 53 mahasiswa asing yang mengambil kuliah di Unipma. Mereka merupakan mahasiswa dari Malaysia dan Filipina.
Parji menyampaikan di masa pandemi Covid-19 ini, pembelajaran di Unipma dilaksanakan dengan sistem blended learning. Selain itu, Unipma juga sudah mempunyai sistem pembelajaran online snagat mapan yang disebut eLMA atau e-Learning UNIPMA.
“Dengan eLMA, itu bisa menampung proses belajar secara efektif,” kata dia.
Diharapkan pada semester ini pembelajaran di kampus Unipma bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka. Dimungkinkan pembelajaran tatap muka akan diprioritaskan untuk mahasiswa baru. Supaya mahasiswa baru tahu kampusnya. Tentu dengan protokol kesehatan ketat.