Selain itu, ada temuan unsur kimia seperti titanium yang kaya di bawah permukaan, mungkin sebagai dampak tumbukan asteroid. Bagian lain dari Bulan juga memiliki beragam warna, seperti warna abu-abu netral di sekitar Oceanus Procellarum dan warna yang lebih hangat di Mare Serenitatis.
Jadi, meskipun istilah “Bulan Biru” mungkin membuat kita membayangkan Bulan berwarna biru, sebenarnya istilah ini berasal dari saran seorang profesor cerita rakyat dari Memorial University, Kanada, Philip Hiscock. Istilah ini awalnya digunakan untuk merujuk pada fenomena ketika empat bulan purnama terjadi dalam satu musim tertentu, bukan hanya tiga bulan purnama seperti biasanya.
Namun, kesalahan interpretasi istilah ini oleh astronom amatir pada tahun 1946 menyebabkannya menjadi terkenal dalam arti yang sekarang kita kenal. Jadi, saat Anda mendengar tentang Bulan Biru, ingatlah bahwa sebenarnya Bulan tersebut tidak pernah benar-benar berwarna biru.
Misteri Warna Bulan: Dari Merah Hingga Biru, Penjelasan dan Asal Usulnya
Selain perubahan warna, penelitian juga mengungkapkan sisi lain Bulan, yaitu komposisinya. Teleskop Hubble menemukan bahwa kawah Aristarchus memiliki konsentrasi tinggi kaca dalam tanahnya, memberikan warna kebiruan yang mencolok.
Selain itu, ada unsur-unsur seperti titanium yang kaya di bawah permukaan, mungkin sebagai hasil tumbukan asteroid. Semua ini menjadikan Bulan sebagai objek penelitian menarik yang terus memberikan kejutan. Jadi, meskipun Bulan Biru mungkin membuat kita membayangkan Bulan berwarna biru, ternyata istilah ini memiliki asal usul yang unik, seperti cerita rakyat modern yang mencampurkan fakta dan mitos dalam penjelasannya.
Seiring berjalannya waktu, istilah ini telah mengambil makna yang lebih luas daripada yang mungkin dibayangkan oleh pencetusnya, tetapi Bulan Biru tetap menjadi fenomena yang menarik dan memikat dalam dunia astronomi.