Bulan purnama super atau supermoon biru menjadi fenomena yang menarik perhatian pada akhir bulan ini, tetapi tahukah Anda bahwa warnanya tidak pernah benar-benar berwarna biru? Mari kita gali lebih dalam mengenai perubahan warna Bulan saat dilihat dari Bumi.
NASA memberikan penjelasan menarik mengenai fenomena ini, sementara juga ada temuan menarik mengenai komposisi Bulan. Simaklah artikel ini untuk memahami misteri di balik warna Bulan dan asal usul istilah “Bulan Biru.”
Penjelasan NASA tentang Perubahan Warna Bulan saat Terlihat dari Bumi
Bulan purnama super atau supermoon biru akan datang pada akhir bulan ini, meskipun sebenarnya warnanya tidak pernah benar-benar berwarna biru. Jadi, apa sebenarnya warna Bulan saat kita melihatnya dari Bumi?
Warna Bulan bisa berubah-ubah ketika kita melihatnya dari Bumi. Kadang-kadang, Bulan tampak kuning, ungu kebiru-biruan, atau bahkan abu-abu. NASA, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, menjelaskan bahwa warna Bulan ini “bergantung pada malam.”
Ketika Bulan berada di luar atmosfer Bumi, ia bisa tampak berwarna abu-abu kecokelatan karena cahaya Matahari yang memantul padanya.
Namun, pandangan ini berubah ketika kita melihat Bulan dari dalam atmosfer Bumi. Bulan dapat tampak sangat berbeda. Foto-foto utama dalam artikel ini menunjukkan beragam warna Bulan purnama selama lebih dari 10 tahun, yang diambil oleh seorang astrofotografer di berbagai lokasi di Italia.
Bulan yang berwarna merah atau kuning biasanya menandakan bahwa Bulan terlihat rendah di atas cakrawala. Pada saat seperti ini, sebagian cahaya biru telah tersebar oleh atmosfer Bumi yang panjang, yang sering kali berisi debu halus.
Bulan yang berwarna biru adalah hal yang jarang terjadi dan dapat menunjukkan bahwa Bulan terlihat melalui atmosfer yang mengandung partikel debu yang lebih besar. Mengenai apa yang menyebabkan Bulan berwarna ungu, masih merupakan misteri, dan NASA pun belum dapat memberikan penjelasan yang pasti.
Misteri Warna Bulan: Dari Merah Hingga Biru, Asal Usul dan Komposisi
Pada foto terakhir, kita dapat melihat gerhana Bulan total yang terjadi pada bulan Juli 2018. Ketika Bulan berada dalam bayangan Bumi, warnanya tampak merah redup akibat cahaya yang difraksi melalui lapisan udara di sekitar Bumi.
Selain perubahan warna, ada juga informasi menarik mengenai komposisi Bulan. Pada tahun 2005, Teleskop Hubble mencitraakan salah satu kawah di Bulan, yaitu Aristarchus, dalam cahaya visual dan ultraviolet. Hasilnya menunjukkan bahwa kawah Aristarchus memiliki konsentrasi kaca yang tinggi dalam tanahnya. Kawasan ini memiliki warna kebiruan yang agak putih.