Example floating
Example floating
EKONOMI

Wow! PLN Rebut 15 PROPER Emas, Berkat Strategi ESG!

×

Wow! PLN Rebut 15 PROPER Emas, Berkat Strategi ESG!

Sebarkan artikel ini
Wow! PLN Rebut 15 PROPER Emas, Berkat Strategi ESG!
Wow! PLN Rebut 15 PROPER Emas, Berkat Strategi ESG!
Example 468x60

MEMO

PT PLN (Persero) menguatkan fokusnya pada Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (Environment, Social, Governance/ESG) sebagai bagian integral dari upaya menjaga keberlanjutan perusahaan.

Dalam komitmennya, PLN telah berhasil meraih 15 Penghargaan PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menghadapi masa depan yang lebih berkelanjutan.

Melalui berbagai langkah strategis, termasuk pengembangan pendanaan terkait ESG, peningkatan KPI ESG, dan pemantauan rutin, PLN berupaya memastikan bahwa aspek ESG terintegrasi secara menyeluruh dalam seluruh lini perusahaannya.

Dalam sebuah sharing session virtual, perwakilan PLN dan para pakar ESG menyampaikan betapa pentingnya penerapan ESG dalam konteks bisnis modern, di mana perusahaan yang berfokus pada aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola akan semakin diminati oleh para investor dan dianggap lebih berkelanjutan.

Menguatkan Keberlanjutan: PLN Hadirkan Pendanaan Berbasis ESG

PLN (Persero) terus memperkuat aspek Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (Environment, Social, Governance/ESG) sebagai bentuk komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan.

Setelah meraih 15 Penghargaan PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), PLN terus berupaya memperbaiki diri untuk menghadapi masa depan.

“ESG menjadi isu utama di semua tingkatan perusahaan, mulai dari holding, subholding, manajemen tingkat atas, menengah, hingga dasar. Tidak hanya sekadar mencapai peringkat, tetapi juga bagaimana ESG ini dapat diterapkan dalam setiap fungsi dan struktur organisasi, serta masuk ke dalam Key Performance Indicator (KPI) para pegawai dan unit kerja. Kami menjadikan ESG sebagai sarana untuk mencapai tujuan perusahaan,” kata Imam Mutaqien, Wakil Presiden ESG & Safeguard PLN, saat berbagi pengalaman dalam acara “Maximizing PROPER Achievements for Increasing ESG Ratings” yang diadakan secara virtual oleh Energy And Mining Editor Society (E2S) pada Jumat, 28 Juli 2023.

Acara tersebut juga dihadiri oleh pembicara lainnya, antara lain Plt Sekjen Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, Profesor M. Fani Cahyandito dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran, serta M. Denny T. Silaban dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai Kepala Bagian Program, Evaluasi, Hukum, Kerjasama, dan Teknik Ditjen PPKL.

Imam menyampaikan bahwa PLN akan mengembangkan pendanaan yang terkait dengan ESG sebagai salah satu kriteria persyaratan. Saat ini, PLN belum memiliki pendanaan yang secara langsung terkait dengan ESG, tetapi sedang mengembangkan yang disebut sebagai “sustainable linked loan”.

Dia memberikan contoh dalam hal ESG terdapat KPI untuk menurunkan emisi tertentu. Jika target tersebut tercapai, bunga dari pendanaan akan mengalami penurunan, tetapi jika tidak tercapai, akan ada penalti.

“Dengan meningkatkan kinerja ESG dan mengkomunikasikan pencapaian tersebut kepada para investor, mereka semakin tertarik untuk berdiskusi dengan kita. Pada akhir tahun lalu, PLN telah mencatatkan green loan sebesar US$600 juta dengan dukungan beberapa bank,” ungkap Imam.

Imam menjelaskan bahwa sejak dibentuknya Divisi ESG & Safeguard, banyak perbankan yang mengundang PLN untuk mempresentasikan tentang ESG.

Menurutnya, secara praktik, hal-hal seperti efisiensi energi, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), dan pengolahan mangrove bukanlah hal baru bagi PLN. Namun, selama ini hal-hal tersebut cenderung sulit diukur.

“Dengan adanya KPI, pekerjaan kita dapat terukur dengan baik. Tidak hanya sekadar berjalan sekali, selesai tahun depan, dan itu selesai. Kini, kami berupaya untuk membuatnya berkelanjutan,” ujar Imam.

ESG sebagai Kunci Penarik Investor, PLN Berkomitmen Berkelanjutan

PLN telah menetapkan 12 KPI ESG yang dipantau setiap bulan. Guna mencapai KPI tersebut, PLN mencoba mencapai terobosan-terobosan dalam hal ESG.

“Kami berusaha memetakan KPI berdasarkan penilaian dari lembaga rating, dan ternyata dapat kita tingkatkan untuk meningkatkan peringkat ESG kami. Sebagian besar KPI ini berasal dari indikator atau penilaian PROPER,” kata Imam.

Profesor M. Fani Cahyandito menyatakan bahwa perusahaan yang tidak menerapkan prinsip ESG akan dianggap tertinggal.

Saat ini, para investor sudah sangat memperhatikan aspek ESG. Banyak penelitian yang mengaitkan ESG dengan kinerja keuangan perusahaan.

“Investor semakin sadar bahwa perusahaan yang stabil, mampu beroperasi dengan baik, dan memiliki karyawan yang produktif adalah perusahaan yang peduli terhadap kesejahteraan karyawan dan masyarakat. Perusahaan yang memperhatikan aspek ESG dianggap lebih berkelanjutan daripada yang tidak,” ujar Fani.

Denny Silaban menambahkan bahwa investasi ESG bertujuan untuk mengukur dampak sosial dan keberlanjutan dari investasi yang dilakukan perusahaan. Perusahaan yang memenuhi standar ESG dapat mengintegrasikan ketiga kriteria ini dalam bisnis dan investasinya.

Dari sektor PROPER yang telah mencapai pencapaian Hijau dan Emas, menurut Denny, hal ini memberikan peluang bagi keberlanjutan yang baik di perusahaan itu sendiri.

Namun, tidak semua perusahaan memiliki komitmen terhadap lingkungan. Beberapa hanya memenuhi persyaratan dasar, sementara yang lain berusaha lebih dari itu.

“Perusahaan yang berusaha lebih dari persyaratan dasar sudah melakukan investasi dalam aspek ESG itu sendiri. Artinya, pada dasarnya hal ini akan memberikan dampak yang positif terhadap perubahan menuju yang lebih baik,” ujar Denny.

Dadan Kusdiana menyatakan bahwa ESG telah menjadi standar global untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Namun, implementasi ESG di Indonesia masih belum optimal.

“Penerapan ESG dalam perusahaan dapat meningkatkan investasi. ESG harus sejalan dengan transisi energi,” katanya.

Mengukuhkan Komitmen ESG untuk Keberlanjutan: PLN Terus Raih Prestasi PROPER Emas

Dari acara sharing session tersebut, terungkap bahwa PLN telah menetapkan 12 KPI ESG yang terus dipantau setiap bulan guna mencapai target keberlanjutan perusahaan. Upaya PLN dalam menghubungkan ESG dengan pendanaan melalui “sustainable linked loan” menunjukkan komitmen untuk memprioritaskan praktik berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Dengan meningkatkan kinerja ESG, PLN berhasil mencatatkan prestasi dengan meraih green loan senilai US$600 juta, yang menandakan minat tinggi dari para investor. Para pakar, seperti Profesor M. Fani Cahyandito, menegaskan bahwa penerapan ESG telah menjadi standar global untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, dan perusahaan yang tidak memperhatikan aspek ESG akan tertinggal.

Melalui implementasi ESG yang baik, PLN juga berpotensi memberikan dampak positif pada perubahan menuju perusahaan yang lebih berkelanjutan.

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.