Memo.co.id
Dalam akun Reddit, seorang wanita yang tiap hari bekerja sebagai wabita panggilan, menulis pengalaman pribadinya. Ia katakan, tidak mudah hidup bersama orang lain dan warga sekitar, ketika menjalani profesi sebagai wanita pekerja seks.
Sebagaimana yang telah dilansir dalam situs Metro.co.uk, ia menyebutkan usianya sudah 25 tahun dan bekerja sebagai pekerja seks di Sydney, Australia. Dia tidak menyebutkan namanya. Cewek itu mengaku masuk ke dunia prostitusi sejak remaja.
Pendapatan dia cukup untuk hidup dia dengan gaya hidup yang ia punyai. Dia katakan bahwa untuk jam pertama ia menarik harga 340 Euro (Rp4,9 juta). Lalu 650 Euro (Rp9,4 juta) untuk jam kedua dan 184 Euro (Rp2,6 juta) untuk setiap jam setelahnya.
Sedangkan waktu bekerja sebagai gadis cabutan, bervariasi. Tapi ketika Natal sangat sepi. “Mungkin mereka menghabiskan wakti di rumah bersama keluarga,” ucapnya. Walau pekerjaannya termasuk “kotor”, tapi ada beberapa hal yang tidak akan ia lakukan. Seperti hubungan incest, melakukan hubungan seks di air, melakukan dengan 2 pria sekalogis, dan berhubungan jangka panjang. “Ini semua atas alasan keamanan,” ungkapnya.
Dengan gamblang ia memberikan fakta bahwa kliennya sebagian besar berusia 40 sampai 60 tahun. Serta mayoritas orang Kaukasia, India, dan Asia. “Sebab mereka sopan dan murah hati.” Untuk klien yang sudah menikah. Mereka biasanya bertemu setelah ia berangkat kerja antara pukul 7 sampai 8 pagi.
Sejak menjadi pekerja seks, total ia telah tidur dengan 1.700 lelaki. Meski jam terbangnya tergolong tinggi, namun dia tidak pernah memiliki pacar. “Selama saya dibayar lebih, saya bisa mengabaikan kekurangan klien. Asal mereka sopat, hormat, dan bersih,” terangnya.
Tentang kehidupan pribadinya, justru ia mengaku belum pernah berkencan dengan seorang pria yang menarik hatinya. Dia mengaku tidak punya pacar dan belum pernah berhubungan dengan lelaki yang ia sukai. ( *)