(Sampai di sini saya hidup bersamamu bli. Sekarang saya akan pulang. Baik-baik bli menjalani hidup karena hidup bli masih panjang. Saya berdoa agar tidak ada Murta datang ke pekarangan rumah ini. Ini agar tidak menemukan keselamatan untuk yang tinggal di pekaranganne. Saya pamit, saya akan ngayah. Apa yang ada di kamar saya minta untuk bekal ngayah)
” Korban dalam posisi meninggal dengan cara gantung diri di pohon Boni,” ujar Kapolsek Kintamani, Kompol Gede Sumena, didampingi Kanit Reskrim Polsek Kintamani, AKP Dewa Gde Oka. Hasil olah tempat kejadian perkara, identifikasi, pemeriksan medis dan keterangan para saksi, polisi menyimpulkan Suwitri meninggal dunia murni bunuh diri dengan cara gantung diri.
Tak ada bukti kekerasan di tubuh korban dipertegas dari hasil pemeriksaan tim medis Polsek Kintamani: luka bekas jeratan tali di lehet dan air seni di kemaluan. Tim medis memperkirakan Suwarti meninggal lima jam sebelum ditemukan oleh Mudiarsa.
Menurut Oka, korban bunuh diri dipicu ketidakcocokan dengan keluarganya dan sering terlibat cekcok selama ini, didukung bukti-bukti berupa pesan pendek dan surat wasiat yang ditinggalkan.
Sebelum bunuh diri, sambung Oka, korban sempat memberi tahu suaminya melalui pesan pendek yang intinya menjelaskan ia akan pergi jauh. ( nu)