Selanjutnya, keseluruhan jumlah angkatan kerja di selingkar wilis sekitar 3.168.961 atau 15,06 %. Rinciannya, Kab Kediri 822.944 atau 25,97 %, Kab Tulungagung 573.418 atau 18,09 %, Kab Trenggalek 397.576 atau 12,55, Kab. Ponorogo 500.941 atau 15,81 %, Kab Madiun 358.979 atau 11,33 % dan Kab. Nganjuk 515.053 atau 16,25 %.
Berdasar sumber Jawa timur dalam angka tahun 2022, kemiskinan di teritori selingkar wilis, Kab. Tulungagung 78,59 %, Trenggalek 84,89 jiwa, Ponorogo 89,94 jiwa, Kediri 184,49 ribu jiwa, Kab Nganjuk 125,53 ribu jiwa, Kab. Madiun 81,61 ribu jiwa.
“Hasil BPS Jawa timur 2022, warga miskin Jawa timur September 2021 sekitar 4.259,6 ribu jiwa atau 10,59 % dengan perincian tingkat kemiskinan perkotaan sejumlah 7,99 % dan tingkat kemiskinan perdesaan sejumlah 13,79 %,” urainya.
Menurut Emil, instruksi peningkatan kawasan selingkar wilis keadaan geografis susunan PDRB teritori selingkar wilis shared pada PDRB Jawa timur yang mempunyai dampak berarti ialah bidang pertanian. Karena itu instruksi peningkatan teritori ditujukan untuk peningkatan agribisnis dan agrowisata.
“Keadaan kemiskinan yang ada mayoritas ada pada teritori perdesaan. Karena itu, seyogyanya peningkatan diprioritaskan pada daerah perdesaan lewat kenaikan kualitas service pengajaran dan kesehatan dan pengadaan akses ke arah teritori prospektif,” katanya.
Selanjutnya, menangani keadaan ketenagakerjaan (Sumber Daya Manusia) yang dikuasai alumnus SD dan SMP, karena itu perlu kenaikan ketrampilan lewat pengajaran kesetaraan terintegrasi, vokasi, SMK, dan BLK sesuai keperluan agribisnis dan agrowisata. Maksudnya, untuk tingkatkan nilai lebih dan daya saing pada kekuatan agropolitan di teritori selingkar Wilis, dilaksanakan lewat petik, olah, jual.
“Dalam sepuluh tahun di depan, sekitar 38,58 % angkatan kerja di selingkar wilis masuk umur senja (60 tahun ke atas) dan mayoritas dengan lapangan pekerjaan khusus di bidang jasa sekitar 39,85 % dengan pengajaran paling akhir SD dan SMP,” terangnya.
Emil menambah, kekuatan rekreasi di sekitar selingkar wilis harus bisa tangkap kesempatan bertambahnya lawatan pelancong di teritori vital pariwisata nasional (Borobudur, Bromo, Tengger, Semeru dan Bali) dengan terjaganya tol Trans Jawa dan Lapangan terbang Kediri atau jalan pantai selatan (Pansela).
“Dalam tiap proses pengaturan rencana pembangunan perlu menimbang penyesuaian dan mitigasi kebencanaan,” ujarnya.
Ikut datang Sekda Kab Kediri, Dede Sujana, Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, Wakil Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo, Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita, Direktur Jawa Pos Radar Kediri Kurniawan Muhammad, pimpinan redaksi sekalian moderator acara Machfud dan Kepala PU Bina Marga dan Bappeda Jawa timur sektor infrastruktur.