“Tingkat prevalensi stunting di Jember ini berada di rata-rata 23,5 persen menurut Studi Status Gizi Indonesia atau SSGI 2021. Sebagai daerah dengan tingkat okupansi di pertanian yang tinggi, angka stunting ini mengkhawatirkan,” ucapnya.
Emil menerangkan, selama ini masyarakat dan bahkan pihak-pihak yang terlibat dalam bidang kesehatan biasanya lebih fokus pada penyembuhan dan bukannya tindakan preventif.
“Selama ini kita lebih fokus pada kuratif dan bukannya preventif. Mindset ini yang harus diubah. Dan karena pertanian ini merupakan hulu dari banyak sektor, fokus kesehatan di bidang ini perlu ditingkatkan,” jelasnya.