Penyelesaian pertikaian dua kelompok masyarakat dari Kabupaten Nduga dan Lanny Jaya yang berkonflik di Jayawijaya, Papua mendapat dukungan sejumlah pihak. Pertikaian itu jika berlarut-larut dinilai akan memunculkan persoalan baru yang lebih luas, terlebih jika korban jiwa bertambah.
Upaya penyelesaian yang dilakukan oleh TNI-Polri dan pemerintah daerah dari masyarakat yang bertikai dengan melibatkan para tokoh merupakan langkah yang tepat dan cepat.
“Kami apresiasi penyelesaian cepat yang dilakukan aparat keamanan baik TNI maupun Polri termasuk para bupati yang warganya berkonflik di Jayawijaya. Kita tidak mau konflik itu meluas dan ada korban lagi,” kata Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua di Wamena, Jayawijaya, Rabu (19/1/2022).
Menurut Theo, dengan melibatkan para tokoh, baik agama adat dan pemerintah daerah diharapkan tidak lagi terjadi persoalan serupa di waktu mendatang. Oleh karena itu, bupati masing-masing daerah yang rakyatnya tinggal di Kabupaten Jayawijaya diminta memberikan imbauan agar tak muncul konflik lagi.
Dia juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat yang datang ke Jayawijaya agar menghormati dan tidak berbuat onar. Termasuk masyarakat Kabupaten Nduga yang saat ini berkonflik.
“Semua warga dari kabupaten lain yang berada di Jayawijaya harus menghormati dan turut membangun. Jangan membuat konflik. Masyarakat Nduga yang ada di Jayawijaya statusnya pengungsi. Sehingga tidak boleh bikin masalah,” tegasnya.
Selain itu, Jayawijaya merupakan kabupaten induk bagi daerah-daerah lain di wilayah Pegunungan Tengah. Sehingga jika terjadi konflik, terlebih dengan wilayah lain yang menjadi kabupaten baru maka dipastikan akan berdampak.
Apalagi arus distribusi beberapa wilayah masih melalui Jayawijaya. Sehingga jika terjadi konflik yang justru akan merugikan. “Kita tidak bisa lagi membuat ruang kepada orang lain untuk membuat suatu konflik. Mewujudkan suatu perdamaian persahabatan itu lebih penting daripada menciptakan ruang konflik,” tandasnya.
Diketahui, konflik antara dua kelompok warga dari Kabupaten Lanny Jaya dengan Nduga berawal dari persoalan keluarga. Persoalan berbuntut panjang dengan aksi saling serang hingga adanya korban jiwa.
Kedua kelompok ini akhirnya sepakat berdamai dengan prosesi adat dan pembayaran denda Rp2,5 miliar dan 20 ekor babi oleh kelompok masyarakat Lanny Jaya kepada pihak keluarga Nduga sebagai korban. Penyelesaian pertikaian dilakukan di Lapangan Sinapuk Wamena, Jayawijaya pada Rabu 12 Januari 2022.