Example floating
Example floating
Berita Kediri

TKW asal Ngawi Tewas di Taiwan , PJTKI dari Madiun Lepas Tangan

×

TKW asal Ngawi Tewas di Taiwan , PJTKI dari Madiun Lepas Tangan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

iswahyuni-tkw-asal-ngawi

Ngawi, ( Memo.co.id )

Iswahyuni (31) TKW asal Randusongo Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi, dilaporkan tewas di Taiwan saat berangkat kerja. Keluarga dan kerabat dekat korban TKW tersebut minta bantuan ke PJTI di Madiun yang memperkerjakan ke Taiwan. Sayangnya, PJKTI Madiun tersebut lepas tangan dan tidak ingin dilibatkan dalam kasus tersebut. Sedang pihak keluarga korban, berharap agar jasatnya bisa dibawa pulang.

Mukiman, salah satu kerabat dekat korban mengatakan, pihak mendapat kabar kematian Iswahyuni, dari seorang teman sesama TKW. Kemudian, paman korban bernama Mukiman mengjklarifikasi danmencari informasi yang lebih akuran tentang kematian keponakannya tersebut. Beberapa kali menghubungi kedutaan dan pihak pihak yang dianggap mengetahui kondisi Iswahyuni di Taiwan.

Mukiman juga menghubungi pihak PJTKI di Madiun yaitu PT Putra Indo Sejahtera, yang menyalurkan Iswahyuni ke taiwan. PJTKI tersebut berada di Kabupaten Madiun. Namun, pihak PJTKI Madiun, ketika dimintai bantuan, malah menolak untuk ikut campur tangan. PJTKI asal madiun itu cuci tangan dan tidak bersedia untuk membantu keperluan yang dibutuhkan keluarga korban TKW asal Ngawi tersebut.

” Keponakan saya meninggal karena mengalami kecelakaan ketika berangkat kerja. Dia dibonceng temannyya menggunakan sepeda motor. Ketika melewati jalan yang tidak bagus, dia jatuh ke jalan. Sedang di bekalangnya ada truk melaju dari arah yang sama. ” kata Mukiman pada wartawan.

Setelah PJTKI yang memberangkatkan korban lepas tangan, Mukiman minta bantuan ke kakak korban yang juga ada di Taiwan. Sehingga yang mengurus kakak korban nomor dua yang juga menjadi TKI di Taiwan. Dia menuturkan korban berangkat enam tahun lalu dengan jasa PJTKI asal Kabupaten Madiun. Dari enam tahun tersebut, korban pulang ke Ngawi baru sekali.

“Awalnya kerjanya sebagai pembantu rumah tangga. Tapi karena gak tahan akhirnya kabur. Dan bekerja sebagai buruh pabrik,” terangnya. Ibu kandung korban, Supriyati, hanya bisa menahan duka yang dalam. Karena anak ketiganya sudah meninggal dengan cara tragis. Menurut Supriyati, anaknya sangat berkeinginan untuk menguliahkan adik bungsunya sampai selesai. Namun, keinginan tersebut sirna setelah dia ditakdirkan meninggal dunia di negeri seberang. ( dny)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.