Pembakaran sampah liar di sekitar pemukiman warga dan RSUD Kota Tangerang Selatan diduga telah menyebabkan seorang anak mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Bunga Cempaka, ibu dari anak yang diduga menderita ISPA, mengungkapkan bahwa udara berkualitas buruk akibat pembakaran sampah menjadi penyebab buah hatinya mengalami kondisi tersebut.
Kejadian ini menjadi peringatan serius akan dampak buruk dari kebiasaan membakar sampah sembarangan terhadap kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak.
Dampak Buruk Pembakaran Sampah Liar Terhadap Kesehatan Anak-anak
Pembakaran sampah liar di sekitar pemukiman warga dan RSUD Kota Tangerang Selatan diduga telah menyebabkan seorang anak menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Ibunya, Bunga Cempaka, mengungkapkan bahwa buah hatinya terkena penyakit tersebut karena terpapar udara berkualitas buruk.
“Saat ini (anak) sudah membaik, sebelumnya dia mengalami sesak napas meskipun tidak memiliki asma, dan dadanya terlihat cekung,” ungkap Bunga.
Anaknya pertama kali dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) dan mendapatkan perawatan uap atau nebulizer. Selanjutnya, ia menjalani tes toraks dan tes darah.
“Dokter yang melakukan pemeriksaan darah menyatakan bahwa ini adalah kasus ISPA. Anak saya mendapatkan empat kali terapi nebulizer, tetapi kemarin sudah dikurangi menjadi tiga kali saja, dan juga diberikan antibiotik dan infus,” ceritanya.
Bunga juga sudah bertanya kepada dokter tentang penyebab ISPA yang diderita anaknya. Menurut penjelasan yang diterimanya, kondisi anaknya disebabkan oleh kualitas udara.
“Dokter memang mengatakan bahwa faktor penyebabnya adalah udara. Namun, dia tidak menjelaskan apakah ini sudah berlangsung lama atau disebabkan oleh asma. Yang pasti, disebabkan oleh kondisi udara,” tambahnya.
Dia juga menceritakan bahwa banyak warga lain yang mengeluhkan hal yang serupa. Di sekolah anaknya, banyak siswa yang sering jatuh sakit karena masalah pernapasan, beberapa di antaranya menderita asma dan harus dibawa ke rumah sakit.
Kesaksian Ibunda: Udara Berkualitas Buruk Akibat Sampah Picu Infeksi Saluran Pernapasan
Berdasarkan temuan di lapangan, Bunga menduga bahwa ISPA yang diderita anaknya disebabkan oleh pembakaran sampah yang berlokasi hanya 500 meter dari rumah mereka.
Bunga sudah mendatangi lokasi tersebut dan menanyakan tentang kepemilikan lahan tempat pembakaran sampah tersebut kepada warga sekitar, namun tidak ada yang mengaku memiliki keterlibatan.
“Rumah saya berjarak sekitar 500 meter dari lokasi pembakaran sampah. Meskipun asapnya tidak terlalu besar, tetapi masih terlihat dari rumah. Kemungkinan karena pembakaran tersebut sering dilakukan, sehingga efeknya baru terasa sekarang,” jelas Bunga.
Ia sudah melaporkan kejadian ini kepada RT dan RW setempat, namun hingga saat ini belum menerima respons dari mereka.
Di sisi lain, Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan telah melakukan tindakan di lapangan dan memberi peringatan kepada seorang warga yang terlibat dalam pembakaran sampah di sekitar RSUD Tangsel. Video tentang tindakan tersebut diunggah di akun Instagram @humaskotatangsel.
Dalam video tersebut, terlihat petugas dari Dinas Lingkungan Hidup yang memberikan peringatan kepada warga yang diduga melakukan pembakaran sampah agar tidak mengulangi perbuatannya di lain waktu.
Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, juga mengunggah sebuah foto yang menunjukkan tumpukan sampah dan memperingatkan masyarakat agar tidak membakar sampah sembarangan.
Dampak Pembakaran Sampah Liar Terhadap Kesehatan Masyarakat: Kisah Seorang Anak yang Mengalami ISPA
Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan juga turut ambil bagian dengan melakukan penindakan terhadap pelaku pembakaran sampah liar. Namun, respons dari pihak berwenang setempat seperti RT dan RW masih belum dapat Bunga peroleh. Hal ini menunjukkan pentingnya dukungan masyarakat dan penegakan hukum yang lebih tegas terhadap praktik pembakaran sampah liar demi menjaga kualitas udara dan kesehatan masyarakat.