Memo.co.id- Mardigu Wowiek Prasantyo, pengamat terorisme Indoneia menilai, intelijen dan aparat keamanan negara kecolongan. Sebab, aksi terror bom tersebut, terjadi di ring 1 jakarta dan terkesan tak ada langkah antisipatif.
” INtelijen kecolongan. BIN kecolongan, polisi kecolongan, alat negara kecolongan. Kita tahu penanganan eks teroris jelek sekali. Ini di ring satu dekat Istana Negara, kejadian satu jam saja men in black tidak ada, orang lingkaran itu tidak ada. Itu kan Polantas yang tembak-tembakan. Artinya ke mana alat negara yang memprotect ring satu, padahal jaraknya sangat dekat Istana. Bahkan Kopassus baru turun jam 13.00. Berarti komando kita lemah,” kata Mardigu .
Menurut Mardigu, jika aparat keamanan sudah jauh hari bertindak waspada, maka tak mungkin kelabakan seperti penanganan bom Sarinah. Sebab pola tidak antisipasif terlihat ketika aparat keamanan butuh waktu panjang untuk menghimpun personel terlebih dahului.