NGANJUK,MEMO.CO.ID
Sejak satu bulan terakhir ini pasokan tabung gas elpiji 5 kilogram diwilayah Kabupaten Nganjuk mengalami kelangkaan. Itu terbukti persediaan barang bersubsidi ini nyaris sulit dicari ditingkat pengecer . Hal itu disebabkan karena pengiriman barang dari tingkat agen sering telat atau tidak bisa kontinyu.
Ironisnya dengan kondisi itu tampaknya dimanfaatkan oleh pihak agen untuk bisa meraup keuntungan besar dengan cara menaikkan harga jual ketingkat pengecer.
Dari data yang dihimpun, dengan kondisi seperi ini dari pihak agen secara diam diam telah menaikkan harga jual tabung gas elpiji ketingkat pengecer yaitu kisaran Rp 16,5 sampai Rp 17 ribu pertabung. ” Sebelum terjadi kelangkaan, harga beli per tabung dari agen sebesar Rp 16 ribu,” terang Eni Purwaningsih salah satu pengecer asal Desa Jogomerto Kecamatan Tanjunganom.
Dengan harga beli dalam kondisi normal masih dikatakan Eni untuk satu tabungnya dijual ketingkat konsumen sebesar Rp 17 ribu. Namun dengan naiknya harga beli gas elpiji dari agen maka lebih lanjut dikatakan dia dengan terpaksa juga ikut menaikkan harga jual ketingkat konsumen sebesar Rp 18 ribu pertabung.
Dengan kelangkaan dan kenaikan harga tabung gas elpiji ini memicu keresahan para konsumen baik dari kalangan rumah tangga maupun dari kelompok pedagang kaki lima.
Seperti yang diakui Wahyuningsih salah satu konsumen dari kalangan rumah tangga mengaku selama terjadi kelangkaan dan kenaikan harga ini dia sudah tidak lagi menggunakan tabung gas elpiji. Menurutnya untuk lebih ekonomis sekarang dia memilih menggunakan kayu bakar. ” Daripada pusing mikir elpiji langka dan mahal mending menggunakan kayu bakar,” ucapnya.
Sementara ditempat terpisah saat wartawan hendak klarifikasi persoalan ini ke Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Nganjuk belum mendapatkan keterangan apapun.Karena Kepala Dinas Perindagkop, Dra Rr.Heni Rochtanti,MM saat akan ditemui tidak ada ditempat. (adi)