Momen liburan sekolah atau waktu-waktu tertentu sering menjadi puncak keramaian kedai, terutama di sore dan malam hari. “Biasanya ramai sekitar jam 4 hingga 5 sore, atau setelah maghrib,” tambahnya.
Meski sempat mengalami penurunan jumlah pembeli, Nanang mengaku optimis karena banyak pelanggan datang kembali untuk mengenang masa lalu. “Dalam dua tahun terakhir, usaha ini mulai ramai lagi karena orang-orang merasa bernostalgia,” ujarnya.
Nanang bertekad untuk terus mempertahankan Surabi Imut dengan menjaga konsistensi rasa dan terus berinovasi. “Kita pernah mengalami masa ramai, juga pernah sepi, tapi yang penting adalah tetap bertahan. Jangan mudah menyerah,” pesan Nanang.