Perdagangan nilai tukar mata rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih berpotensi melemah karena kecemasan para investor terhadap kebijakan moneter di AS. Mengutip kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah saat ini berada di level Rp 14.310 per dolar AS.
“Karena pasar masih mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS tahun 2022 ini,” kata analis keuangan Ariston Tjendra saat dihubungi oleh JawaPos.com, Rabu (5/1).
Ariston memaparkan, jika sebelumnya besar kemungkinan the Fed akan menaikan suku bunga acuannya di Juni, namun karena perkembangan inflasi yang masih tinggi di AS mendorong pelaku pasar berekspektasi the Fed sudah akan mulai menaikan suku bunga di bulan Maret.
Sementara, dari faktor dalam negeri sendiri, para investor turut mencermati perkembangan dan mewaspadai dampak yang ditimbulkan oleh kasus Covid-19 varian Omicron. Apalagi saat ini kasus baruan baru tersebut mulai meningkat.
Ariston memperkirakan, ruang gerak mata uang Garuda kemungkinan bergerak melemah ke kisaran 14.350 dengan potensi support di kisaran 14.280.
“Masih mewaspadai perkembangan kasus covid-19 terutama varian Omicron yang sudah mulai meningkat,” pungkasnya.