Bayu Sutanto, Direktur Utama TransNusa, menyatakan bahwa pesawat buatan China tersebut akan dioperasikan untuk melayani rute domestik dan beberapa destinasi di ASEAN, termasuk Kuala Lumpur, Johor Bahru, Kota Kinabalu, dan Singapura.
Dia juga merinci rencana TransNusa untuk mengembangkan rute-rute penerbangan domestik dan internasional dengan menggabungkan pesawat Airbus A320 dan COMAC ARJ21.
Pesawat buatan COMAC, terutama model C919, menjadi sorotan karena dianggap sebagai pesaing potensial bagi Airbus dan Boeing. C919 adalah pesawat jet penumpang China yang memenuhi standar keamanan udara internasional dan memiliki hak kekayaan intelektual independen.
Dengan jangkauan penerbangan mencapai 5.555 kilometer, C919 dianggap sebagai pesaing langsung untuk pesawat berbadan ramping seperti A320 dan B737, yang umumnya digunakan untuk penerbangan domestik dan regional. Pesanan untuk C919 diklaim sudah mencapai lebih dari 1.000 unit.
TransNusa dan Era Baru Penerbangan Indonesia: Komitmen Kuat pada Pesawat China dan Peluang Global
Komitmen TransNusa terhadap pesawat buatan China semakin nyata dengan rencana pengoperasian pesawat ARJ21-700. Direktur Utama TransNusa, Bayu Sutanto, mengungkapkan bahwa kombinasi pesawat Airbus A320 dan COMAC ARJ21 akan menjadi kunci pengembangan rute penerbangan domestik dan internasional.
Meskipun pesawat buatan COMAC, terutama model C919, menimbulkan perbincangan sebagai pesaing potensial Airbus dan Boeing, pesanan yang terus mengalir menandakan kepercayaan besar pada kualitas dan inovasi dari industri penerbangan China.
Kesimpulan ini menggambarkan era baru di mana Indonesia semakin terbuka terhadap kemajuan teknologi penerbangan internasional.