MEMO.CO.ID, JAKARTA – Dalam konteks serangan teror di Moskow yang menewaskan 137 orang, Hamas mengutuk keras tindakan tersebut sambil menunjukkan belasungkawa kepada Rusia. Namun, spekulasi mengenai keterlibatan Ukraina mencuat, meskipun AS bersikeras membela posisinya. Sebuah pandangan yang kompleks atas geopolitik Timur Tengah dan konflik Gaza meruncing di tengah-tengah ketegangan diplomatik.
Hamas Kutuk Serangan Teroris di Moskow dan Seret Ukraina
Pada 7 Oktober, perang pecah di Gaza, yang telah menewaskan setidaknya 32.226 orang dan melukai 74.518 orang menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Kelompok Hamas mengutuk keras serangan teror di Moskow, Rusia, yang telah merenggut nyawa 137 orang. Serangan itu terjadi setelah Rusia memveto resolusi AS tentang gencatan senjata di Gaza. Menurut Hamas, AS hanya membela Israel tanpa memberikan solusi efektif atau tekanan pada Hamas.
Hamas menyatakan belasungkawa kepada Rusia dan keluarga korban serangan, sambil berharap pemulihan yang cepat bagi yang terluka. Mereka juga menyatakan solidaritas penuh kepada Rusia, rakyatnya, dan keluarga korban. Meskipun ISIS mengaku bertanggung jawab, Putin mengisyaratkan adanya kaitan Ukraina dengan serangan tersebut, sementara AS membela Ukraina.
Hamas juga memuji Rusia, China, dan Aljazair karena menolak rancangan resolusi AS, yang dianggapnya bersifat politis dan meninggalkan celah bagi Israel untuk melanjutkan serangan. Hamas mengkritik AS karena memberikan dukungan militer dan politik kepada Israel, yang dianggapnya bertanggung jawab atas kematian ribuan warga Palestina.