[ad_1]
Situbondo, Memo
Anggota DPRD Situbondo protes bahkan menolak bantuan tempat cuci tangan yang ditaruh di halaman Kantor DPRD tertempel stiker Nasim Khan Institute (NKI).
Seketika, kegaduhan pun sempat terjadi, karena beberapa anggota dewan langsung menghubungi Sekretaris DPRD, agar tempat cuci tangan tersebut dipindah. Sejumlah anggota dewan mengaku siap iuran, jika Pemkab sudah tak miliki anggaran membuat tempat cuci tangan.
Mereka mengaku merasa tak nyaman, karena lembaga DPRD mendapat bantuan tempat cuci tangan bertuliskan NKI. Karena menurut mereka Nasim Khan Institute konon merupakan lembaga yang didirikan Nasim Khan, angota DPR RI dari FPKB untuk dapil III (Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi). Bantuan tempat cuci tangan berstiker politisi PKB itu dinilai melukai para politisi lain di DPRD Situbondo.
Menurut Ketua Fraksi PDIP di DPRD Situbondo, Andi Handoko, Kantor DPRD merupakan lembaga Pemerintah. Ia menilai kurang etis jika harus mendapat bantuan salah seorang politisi, mengingat politisi di DPRD Situbondo berasal dari berbagai partai Politik.
Andi Handoko yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Situbondo, mempertanyakan penggunaan anggaran Covid sebesar 25 Miliar, hingga kantor DPRD harus diberi bantuan tempat cuci tangan dari pihak lain. Ia mengajak seluruh fraksi DPRD Situbondo, untuk mengusut penggunaan dana Covid-19.
Pernyataan senada disampaikan Ketua Komisi I DPRD Situbondo, H. Faisol. Menuru Faisol, dirinya mempertanyakan asal usul bantuan tempat cuci tangan tersebut. Selain tertempel stiker BKI, ada juga tulisan stiker salah satu BUMN SIG (Semen Indonesia Gresik).
The post Sikap DPRD Situbondo menolak Bantuan Tempat Cuci Tangan Di Nilai Tak Elok appeared first on Memo Surabaya.
[ad_2]
Source link