Riau, Memo
Istri hamil 6 bulan, dibunuh suaminya sendiri. Peristiwa ini, terjadi di Kelurahan Tanjung Uma, Kecamatan Lubuk Baja, Batam, Kepulauan Riau. Suami sempat mengelak, dengan alasan istrinya jatuh, dan lehernya menimpa pisau ketika masak di dapur. Namun, setelah diintrogasi polisi,
Suami Temperamental, Tega Bunuh Istri dan Kelabuhi Tetangga dan Keluarga Korban
Kapolsek Lubuk Baja Kompol Arya Tesa Brahmana membenarkan, kasus penganiayaan yang menyebabkan kematian seorang wanita, sedang hamil enam bulan.
Polisi mendapatkan laporan dari anggota keluarga korban, terkait dengan kecurigaan terhadap kematian korba Ayu Khasiatni ( 30), warga Tanjung Uma, Lubuk Baja.
” Sesuai dengan sop dan prosedur penyidikan, petugas langsung ke TKP dan mengamankan beberapa barang bukti, sebagai bahan untuk pengumpulan data dan buksi. penganiayaan terhadap korban. Beberapa saksi kami mintai keterangan,” kata Kapolsek Lubuk Baja Arya Tesa Brahmana.
Dari keterangan beberapa saksi, dan barang bukti yang ada, petugas menemukan bukti bukti keterlibatan suaminya sendiri, bernama Terbit Sitepu(28).
Subdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Kepri yang dipimpin oleh Kasubdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Kepri AKBP Fadli Agus, bersama dengan Unit Reskrim Reskrim Polsek Lubuk Baja gerak cepat menyelidiki laporan tersebut.
Berdasarkan keterangan saksi-saksi dan bukti petunjuk selanjutnya tim melakukan penangkapan terhadap terduga pelaku inial Terbit Sitepu (28), di rumahnya, di Tanjung Uma Kel. Tanjung Uma, Kec. Lubuk Baja, Kota Batam.
Dari suami korban tersebut, polisi menemukan barang bukti lagi, yaitu 1 helai baju jubah warna merah tanpa merek, 1 helai celana panjang warna cream merek Al Hanif, 1 bilah pisau dapur dengan gagang kayu. “Saat ini yang bersangkutan sudah dibawa oleh Unit Reskrim Polsek Lubuk Baja guna penyidikan lebih lanjut,” kata AKBP Fadli Agus.
Suami Istri Sering Bertengkar
Informasi yang dihimpun di sekitar lokasi kejadian, suami istri, yang tinggal di Tanjung Uma Lubuk Baja tersebut, sering bertengkar.
Tetangga kanan kiri, sering mengetahui, jika antara keduanya seringkali terlibat percekcokan. Bahkan, suami istri yang sering bertengkar itu, didengar langsung beberapa tetangga dekat.
Seperti yang dituturkan Sulaiman, salah satu dari tetangga pasangan suami istri itu. Menurut Sulaiman, yang rumahnya bersebelahan dengan korban Ayu Khasiatni ( 32), sempat bertemu keduanya berboncengan motor. ia mengaku sempat berpapasan, sebeleum kejadian .
Sulaiman juga tidak mengelak, jika pasangan suami istri itu sering bertengkar.
Suami Temperamental, Istri Penyabar
Menurut Sulaiman, suami korban tergolong temperamen. Dia sering cek cok dengan istrinya. ” Sudah sering kali bertengkar dengan istrinya. ” kata tetangga korban. Terbit Sitepu ( 28) suami korban, memang dikenal warga sekitar temperamental. Sedang istrinya, Ayu Khasiatni (32), baik dengan tetangga kanan kiri.
Menurut Sulaiman, kondisi Ayu Khasiatni yang tertekan karena sering cek cok dengan suaminya itu, tidak pernah sekalipun, berkeluh kesah dan curhat dengan tetangga kanan kiri. Korban juga sering ngobrol dengan tetangga kanan kiri, tapi tak sekalipun, menceritakan perilaku suaminya.
Kelabuhi Warga dan Tetangga
Terbit Sitepu (28), pelaku pembunuhan istri sendiri itu, kepada warga sekitar, menjelaskan kejadian yang menimpa istrinya. Saat itu, Terbit Tisepu, minta tolong ke tetangga , membawa istrinya ke rumah sakit, karena lehernya mengeluarkan darah. Terbit Sitepu, sudah membungkus perban bagian leher yang mengucurkan darah segar dari istrinya itu.
Kelabuhi tetangga kanan kiri. Kepada warga dan tetangga dekat, Terbit Sitepu, memberitahukan bahwa istrinya terpeleset, ketika memasak di dapur. Katanya, dia terpeleset dan terjatuh. Ketika jatuh ke lantai, lehernya mengenai pisau dapur. Karena kuatir terjadi apa apa, suaminya langsung membungkus perban leher dan melarikan ke rumah sakit.
Pembunuh Istri Hamil 6 Bulan, Terungkap, Saat Kakak Kandung Korban Curigai Adik Iparnya Bicara Belepotan
Kasus terungkapnya pembunuhan istri hamil 6 bulan di Tanjung Uma Kel. Tanjung Uma, Kec. Lubuk Baja, Kota Batam, bermula ketika kakak kandung korban, berisial NB. dihubungi ReD, kakak kandung dari pelaku Terbit Sitepu. Kepada NB, ReD mengabarkan bahwa, adiknya berada di rumah sakit.
Saat itu, NB sedang mengikuti acara hajatan di rumah tetangganya, yaitu acara yasinan. Namun, karena kabar dari ReD tidak menjelaskan detail, ada masalah apa kok sampai dilarikan ke rumah sakit, NB masih menyelasaikan acara yasinannya. Tidak berselang lama, adik iparnya, bernama Terbit Sitepu itu, mengabarkan melalui sambungan ponselnya. Dia memberi kabar bahwa istrinya, meninggal dunia di rumah sakit.
Bicara Belepotan, Curigai Adik Ipar
Setelah mendengar dan mendapatkan kabar dari adik iparnya, NB memberitahukan ke suaminya. Kakak korban dan suaminya, langsung menuju ke rumah sakit untuk melihat adik kandungnya, yang dikabarkan meninggal di rumah sakit. NB melihat jenazah Ayu Khasiati di ruang mayat. NB menyaksikan ada luka di bagian leher, dengan darah mengucur deras.
NB menanyakan perihal kematian kepada Terbit Sitepu, perihal kematian Ayu Khasiati. Saat itu, adik iparnya itu menjawab karena terjatuh di dapur dan lehernya mengenai pisau. Namun, ketika NB menanyakan bentuk luka dan bekas memar di bagian lain, jawaban Terbit berubah. Nadanya belepotan, dan tatapan matanya mencurigakan. Selain itu, Terbit Sitepu tidak memandang ke arah kakak iparnya, ketika bicara.
Paman Korban Lapor Polisi
Curiga atas apa yang disampaikan tersangka, NB meminta paman korban bernisial Z untuk membuat laporan ke Polsek Lubuk Baja. NB memiliki feeling tidak baik terhadap adik iparnya tersebut. Setelah malaporkan ke polisi, petugas dari Polsek Lubuk Baja, tiba di lokasio kejadian, yakni di rumah korban.
Sementara itu, petugas lainnya, melakukan penyidikan di rumah sakit, untuk identifikasi mayat korban. Dari hasil identifikasi tersebut, diperileh keterangan bahwa korban meninggal dunia akibat penganiayaan. Kasubdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Kepri AKBP Fadli Agus, bersama dengan Unit Reskrim Reskrim Polsek Lubuk Baja gerak cepat menyelidiki laporan tersebut. ( ed )
Namun, ketika NB menanyakan bentuk luka dan bekas memar di bagian lain, jawaban Terbit berubah. Nadanya belepotan, dan tatapan matanya mencurigakan. Selain itu, Terbit Sitepu tidak memandang ke arah kakak iparnya, ketika bicara